TEMPO.CO, Jakarta - Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB belum menentukan kapan menjatuhkan sanksi pendisiplinan terhadap kadernya, Yaqut Cholil Qoumas.
"Itu urusan internal. Kita atur secara internal," kata Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, kepada Tempo, melalui sambungan telepon, pada Sabtu, 7 Oktober 2023.
Sebelumnya, pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu menyatakan pihaknya akan mendisiplinkan Yaqut. Langkah itu diambil setelah Yaqut menyampaikan pidato dalam acara doa bersama Wahana Nagara Rahaja di Hotel Alila Solo, Jumat, 29 Oktober 2023. Isi pidato itu mengingatkan masyarakat supaya hati-hati memilih calon presiden pada Pilpres 2024. Dia meminta masyarakat melihat rekam jejak calon presiden.
Yaqut meminta masyarakat tak memilh pemimpin yang menggunakan agama sebagai alat memeperoleh kekuasaan. Yaqut kemudian menyinggung Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 dan Pemilu 2014 dan 2019.
"Kita masih ingat, kita punya sejarah yang tidak baik atas penggunaan agama dalam politik. Kita punya sejarah tidak baik beberapa waktu lalu ketika pemilihan Gubernur DKI Jakarta, kemudian dua pilpres terakhir. Agama masih terlihat digunakan sebagai alat mencapai kepentingan kekuasaan," kata dia.
Ucapan itu langsung direspons Jazil. Dia menganggap pernyataan Yaqut membuat publik berspekulasi dan bingung. Penyataan Yaqut, kata dia, menggiring opini yang tidak perlu. Padahal, Presiden Joko Widodo alias Jokowi sendiri meminta agar jangan ada politik pecah belah. Gus Jazil sempat menyatakan akan bersikap mendisiplinkan Yaqut.
"Sebagai kader PKB kami sudah menyiapkan langkah-langkah pendisiplinan. Dan publik tentu akan memberikan penilaian. Menurut saya itu lebih penting. Jangan membuat publik berspekulasi dan bingung," ucap Gus Jazil di Jakarta, 2 Oktober 2023.
IHSAN | HAN REVANDA PUTRA
Pilihan Editor: Kaesang Pangarep Hadiri Konsolidasi Relawan Jokowi di Sentul