TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan sejumlah pernyataan dalam Rapat Kerja Nasional atau Rakernas IV PDIP baru-baru ini. Presiden RI Kelima ini antara lain berbicara tentang pangan hingga perpolitikan Tanah Air.
Adapun Rakernas IV PDIP dibuka pada Jumat, 28 September 2023 dan ditutup pada Ahad, 1 Oktober 2023. Rakernas ini mengangkat tema “Kedaulatan Pangan untuk Kesejahteraan Rakyat Indonesia”. Berikut rangkuman sejumlah pernyataan Megawati Soekarnoputri dalam Rakernas PDIP itu.
1. Sebut konsumsi beras di Indonesia tertinggi di dunia
Megawati menyatakan konsumsi beras di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia. Hal ini menunjukkan masyarakat Indonesia amat tergantung dengan beras. Terlebih, kata dia, tingkat konsumsi beras per kapita di Indonesia sebesar 96 kilogram. Menurutnya, idealnya adalah 60 kilogram per kapita per tahun. “Dan itu ternyata tertinggi di dunia,” ujar Megawati.
2. Sebut Indonesia rendah diversifikasi pangan
Megawati mengatakan konsumsi beras tinggi di Indonesia berjalan seiring dengan rendahnya diversifikasi pangan. Hal itu, menurut dia, akan menjadi beban bagi nasional. Masalah pangan, kata dia, tidak bisa dijawab secara demokratis. Karena, sangat erat dengan aspek biologis dan komitmen Indonesia untuk berdiri di atas kaki sendiri di bidang pangan. “Ini tentang petani sebagai orientasi kebijakan terpenting,” ujar dia.
3. Sebut pangan Indonesia tak boleh bergantung impor
Megawati Soekarnoputri mengatakan ketergantungan impor pangan di Indonesia masih besar. Hal itu, kata dia, merupakan imbas Perang Rusia Ukraina. Menurutnya pangan telah menjadi senjata yang sangat ampuh di dalam membangun hegemoni suatu negara. Megawati mengatakan situasi akan semakin sulit ketika negara lain tidak mau mengekspor pangan mereka.
Karena itu, Megawati mengatakan Indonesia tidak boleh terjebak oleh produk pangan impor. Kata dia, seperti yang telah disampaikan Presiden RI Pertama Sukarno bahwa dari lidah dan perut rakyat Indonesia tidak boleh terjajah oleh makanan impor. Hal itu, kata dia, bisa menjadi bahan otokritik atas praksis ideologi.
“Indonesia terasakan dihadapkan pada persoalan kenaikan harga beras dan kebutuhan pokok lainnya,” kata dia.
4. Sebut konsumsi gandum meningkat 50 persen pada 2030
Megawati mengatakan konsumsi gandum telah meningkat signifikan dari 4 persen pada 1970 menjadi 28 persen pada 2022. Jumlah tersebut meningkat menjadi 50 persen pada 2030. Padahal, menurut Megawati, gandum bukan tanaman yang dapat tumbuh di alam tropis, kecuali kalau ada rekayasa genetika.
“Namun tentunya kita akan tahu uji coba ini akan memakan waktu lama,” ujar Megawati.
Hal itu, kata Megawati, dia ketahui melalui penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, tempat dia duduk sebagai Ketua Dewan Pengarah. “Karena saya juga ditugasi oleh Bapak Presiden untuk menjadi Ketua Dewan Pengarah dari sebuah badan baru yang bernama Badan Riset dan Inovasi Nasional,” ungkap Megawati.
Selanjutnya: Minta Jokowi tak onversi lahan subur