“Semburan gas ditemukan juga di pemukiman warga,” kata Camat Jatilawang, Titik Puji Astuti, Selasa (12/5). Semburan tersebut awalnya ditemukan oleh Rasun, 50 tahun, warga setempat. Saat ditemukan, ada bunyi gemuruh dari dalam tanah. “Saya coba nyalakan api ternyata menyala,” kata dia.
Rasun mengatakan semburan gas itu menimbulkan bau tidak sedap. Selain itu, dari titik semburan juga muncul gelembung air yang menyerupai air mendidih. Titik mengatakan, untuk menjaga keselamatan warga dari semburan gas itu, kini beberapa petak sawah milik warga yang mengeluarkan gas ditutup dengan pita pembatas polisi.
Baca Juga:
Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Banyumas, Junaidi mengatakan gas tersebut muncul dari bekas rawa purba. “Ini merupakan fenomena kimiawi dari fosil tumbuhan yang tertimbun ribuan tahun,” kata Junaidi.
Dari pemetaan geologi, kata Junaidi, daerah tersebut meupakan daerah cekungan yang dulunya merupakan rawa purba. Ada dua kecamatan yang masuk dalam cekungan tersebut yakni Rawalo dan Jatilawang. Junaidi menyebutkan, gas yag dikeluarkan kemungkinan besar merupakan gas metana. “Kami masih menyelidikinya lebih lanjut," kata Junaidi.
Ia menyatakan, kandungan gas di lokasi tersebut kemungkinan berjumlah kecil. Pihaknya belum akan melakukan langkah eksplorasi maupun eksploitasi kandungan gas tersebut. Semburan tersebut, kata Junaidi, juga dipastikan bukan akibat peningkatan aktifitas Gunung Slamet. “Tidak perlu cemas, ini tidak ada hubungannya dengan Gunung Slamet,” imbuhnya.
ARIS ANDRIANTO