Mewahnya Al Zaytun
Kompleks pesantren Al Zaytun selama ini digambarkan sebagai kawasan tertutup yang cukup mewah. Untuk mencapai pondok pesantren yang dipimpin Panji Gumilang ini butuh waktu satu jam dari exit Tol Cikopo-Palimanan.
Waktu tempuh yang sama juga bisa diambil jika mengambil titik dari Jalan Losarang atau Jalan Pantai Utara menuju pusat kota Indramayu. Dari jalan tol, menara dan kubah Masjid Rahmatan Lil Alamin di kompleks pesantren itu sudah terlihat menjulang. Menara masjid itu dikabarkan lebih tinggi dari Tugu Monas.
Tembok merah terlihat mengelilingi kompleks pesantren seluas 1.200 hektare tersebut. Untuk masuk ke dalam kompleks pondok, ada gerbang utara Mahad Al Zaytun, yang menjadi gerbang utama dan satu-satunya akses masuk. Terlihat empat sekuriti berjaga di sana.
Tak bisa sembarangan jika ingin masuk ke dalam Al Zaytun. "Ada aturan tata tertibnya," kata salah seorang pengurus yang memandu Tempo.
Setelah menunggu setengah jam di gerbang, tamu akan dibawa ke gedung penerimaan tamu atau gedung Islah. Gedung ini juga digunakan sebagai wisma berisi 150 kamar untuk orang tua santri yang membesuk anaknya. Tamu mesti melewati jalan dua kilometer dengan pohon jati di sisi kanan-kiri.
Sepanjang perjalanan disodorkan pemandangan sawah, perkebunan pisang, bawang, kelapa, kemudian masuk ke hutan jati. Hutan itu, kata seorang pengurus, sengaja ditanam di dalam kompleks Al-Zaytun untuk dijual kembali. Dahulu, sebelum berdiri Al-Zaytun, lahan itu adalah tanah gersang, katanya.
Masjid Rahmatan Lil Alamin dibangun di tengah-tengah kompleks dengan dikelilingi hutan jati, kebun alpukat, dan nanas. Di sekeliling masjid berdiri gedung-gedung kelas, dapur dan tempat makan para santri, gedung laundry, dan asrama.
Sabid, seorang pemandu yang ditugaskan kepada Tempo, menjelaskan soal gedung Abu Bakar. Gedung ini adalah gedung pertama Al-Zaytun yang dibangun. Kini gedung Abu Bakar menjadi pusat sekretariat.
Di luar area pendidikan dan asrama, Al Zaytun memiliki sarana olahraga dengan enam lapangan sepak bola. Ada juga lapangan bola, hoki, dan voli. Lebih jauh lagi dari pusat pendidikan, Al Zaytun juga memiliki peternakan sapi dan kambing, pusat pemrosesan ikan, pabrik pemrosesan padi, mesin pembuat beton, hingga alat berat yang didatangkan dari Amerika Serikat dan Jepang.
Pilihan Editor: Kasus Dugaan TPPU Panji Gumilang, Bareskrim Panggil 2 Komisaris Perusahaan di Bawah Al Zaytun