TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan melaksanakan ibadah haji tahun ini 1444 H / 2023 H. Anies memanjatkan doa agar Indonesia menjadi lebih baik.
Doa tersebut dilantunkan Anies di tanah suci. Dalam video di akun instagram pribadinya dan akun instagram resmi Partai NasDem, Anies awalnya mengaku berangkat haji karena undangan dari pihak kerajaan Saudi Arabia.
"Kita bersyukur sekali bahwa bisa mendapatkan panggilan haji tahun ini. Saya mendapatkan undangan dari kerajaan Saudi Arabia," kata Anies dalam video postingan tersebut yang dilansir Tempo, Kamis, 29 Juni 2023.
Anies mengaku, selama melaksanakan ibadah haji, dirinya diberikan tempat tinggal di guest house Kerajaan Saudi Arabia yang berada di samping Masjidil Haram.
"Bersyukur kita diberikan tempat tinggal di guest house kerajaan di samping Masjidil Haram," kata Anies.
Dalam kesempatan itu, Anies pun memanjatkan doa agar Indonesia bisa lebih baik lagi kedepannya.
"Doa untuk Indonesia lebih baik, lebih adil, masyarakatnya lebih makmur, Insya allah negeri yang mndapatkan keberkahan dari Allah," kata Anies.
Anies sempat berfoto bersama Ganjar Pranowo di Mekah
Selain Anies Baswedan, bakal calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo juga melaksanakan ibadah haji tahun ini. Foto keduanya sempat viral sedang bersama di sebuah hotel di wilayah Mina, Mekkah. Dalam foto tersebut, terlihat pula pasangan masing-masing, yaitu Siti Atiqoh dan Fery Farhati. Selain itu terlihat juga politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa.
Anies Baswedan merupakan calon presiden yang diusung oleh tiga partai. Selain Partai NasDem, Anies juga didukung oleh Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera.
Sebelum berangkat haji, Anies sempat dikabarkan akan segera ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kabar tersebut berhembus dari politikus Partai Demokrat, Denny Indrayana.
Sejak awal pencalonannya, kabar bahwa Anies akan dijerat dengan kasus korupsi Formula E memang terus berhembus. Ketua KPK, Firli Bahuri dikabarkan sempat memaksakan agar kasus tersebut segera dinaikkan ke tahap penyidikan. Namun permintaan Firli ini ditolak oleh sejumlah anak buahnya seperti Brigjen Endar Priantono yang akhirnya dicopot dari posisi Direktur Penyelidikan KPK.