INFO NASIONAL – Hari kedua perhelatan City Sanitation Summit ke-21 di Kabupaten Bandung menghadirkan ragam diskusi dan sharing session yang berlangsung di Gedong Budaya Soreang, Kamis 15 Juni 2023. Pertukaran informasi seputar keberhasilan masing-masing daerah dalam menangani sanitasi menjadi hal yang dinanti.
“Langkah kongkret apa saja yang sudah dilakukan Kabupaten Bandung untuk sanitasi. Sebagai perbandingan saja. Termasuk kita juga akan menyerap informasi terkait pelaksanaan sanitasi yang ada di daerah-daerah lain,” kata Bupati Bandung Dadang Supriatna terkait manfaat yang akan diperoleh dari sharing session kepada Tempo.
Menurut Dadang, meskipun diselenggarakan setiap tahun di daerah yang berbeda-beda, namun ada saja produk dan inovasi terbaru yang bisa diimplementasikan nantinya di daerah masing-masing. “Bahkan terkadang harganya lebih murah dengan produk yang bagus. Ini yang perlu kita tampilkan di CSS sehingga dalam pelaksanaan sanitasi, kita tidak monoton.”
Dadang menuturkan, terkadang Kepala Daerah masih bingung untuk menerapkan teknologi dan inovasi pada pelaksanaan sanitasi di daerahnya, namun dengan adanya perhelatan CSS, produk dan inovasi yang diinginkan bisa langsung dibeli atau dipesan. “Apalagi sekarang sudah ada e-katalog, ingin beli tinggal langsung klik.”
Sanitasi, kata Dadang, menjadi aspek yang sangat penting. Bahkan sedemikian pentingnya sanitasi menjadi ukuran yang kasatmata. Maju tidaknya suatu daerah. “Di kabupaten Bandung kami terus berupaya membenahi strategi sanitasi serta terus mendukung terwujudnya layanan sanitasi dan mengubah perilaku atau pola hidup masyarakat yang menyeluruh hingga pelosok desa.”
Dia pun bersyukur Kabupaten Bandung mendapat penghargaan 100 persen ODF (Open Defecation Free) pada tahun 2022 dari Gubernur Jawa Barat. “Capaian sanitasi Kabupaten Bandung saat ini adalah akses sanitasi 93,43 persen, akses air bersih 87,55 persen, dan volume sampah yang terkelola 64,93 persen.” Pencapaian tersebut, lanjut dia, diraih melalui sinergi dan kolaborasi dengan unsur pentahelix serta penguatan pemeritah desa.
“Semoga melalui kegiatan ini kita dapat sama-sama membangun, berkolaborasi dan berinovasi untuk menghadirkan sanitasi yang lebih baik, sanitasi yang memenuhi persyaratan kesehatan dan juga berkelanjutan,” kata Dadang.
Ketua Panitia CSS ke-21, Marlan menuturkan, kegiatan yang mengundang 1090 tamu ini bertujuan antara lain untuk membangun kemitraan, meningkatkan pemahaman konsep sanitasi sehat, serta membangun koordinasi dan sinergitas. “Undangan antara lain terdiri dari mitra pembangunan dan sanitasi, pemerintah daerah, kementerian, kepala desa, pemprov Jabar, dan lainnya.”
Ketua Umum Aliansi Kabupaten Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI) Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, Kabupaten Bandung merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang layak untuk menjadi rujukan kabupaten/kota lainnya dari sektor sanitasi.
Adapun menurutnya, masih banyak kabupaten/kota yang belum fokus menangani sanitasi. “Mungkin di RPJMD nya, para pimpinan daerah memiliki beberapa program prioritas. Lebih banyak yang kita lihat kepada infrastruktur. Jujur saja kalau kita bicara sanitasi ya perbaikan di dalam rumah. WC, toilet, kemudian wc bersama, sanitasi di sekolah, pondok pesantren, itu semua dilakukan di dalam. Mungkin ada prioritas yang memang mendahulukan infrastruktur dasar seperti jaringan jalan, bangunan sekolah, puskesmas, dan kemampuan daerah pasti berbeda beda.”
Pembangunan sanitasi, kata Bupati Tangerang itu, harus dilaksanakan dengan melibatkan dan memberdayakan semua potensi yang ada yaitu pemerintah dari pusat sampai ke daerah, masyarakat, organisasi, Lembaga Kemasyarakatan seperti PKK, organisasi pemuda, organisasi agama, lembaga Pendidikan, media massa, swasta dan lainnya.
“Semua harus bersinergi dan berkolaborasi di semua sektor untuk fokus dan konsentrasi terhadap sanitasi. Tentunya dengan adanya kebijakan dan pembiayaan yang berpihak pada pembangunan sanitasi secara proporsional dapat mendorong dan juga memberikan penghargaan kepada kepala daerah-daerah yang memiliki komitmen terhadap sanitasi.”
Sanitasi menurutnya memiliki banyak turunannya termasuk program stunting dan juga sampah. “Apalagi Pak presiden sedang gencar-gencarnya untuk penekanan angka stunting di Indonesia. Jadi, salah satu pembahasan kita adalah bagaimana CSS sekarang ini bisa ikut dalam arus program penekanan angka stunting.”
Dia pun ingin memberikan motivasi dan semangat agar bisa melihat secara utuh, bahwa penanganan sanitasi ini sangat penting bagi daerahnya dan terkait dengan banyak hal. “Jadi stunting, masalah kebersihan lingkungan, air bersih itu kan merupakan bagian besar dari program sanitasi. Cuma memang kita harus pahami ini masuk tahun politik termasuk tahun depan. Kita ingin CSS kali ini menjadi pemicu bagi CSS di tahun depan, masuk dalam bagian sanitasi di program program daerah baik kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.
Sementara itu, Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap menuturkan, wilayahnya merupakan wilayah yang strategis dan memiliki potensi luar biasa, utamanya terkait pariwisata dan perikanan. Dari hasil perikanan saja, kabupaten ini mampu mengekspor dan menghasilkan devisa bagi negara.
Biak Numfor, kata Herry, menjadi satu-satunya di Tanah Papua yang berhasil mencapai 100 persen untuk Stop Buang Air Besar (BABS) atau Pilar 1 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). “Kami mengalokasikan anggaran baik dari pusat, daerah dikolaborasikan dengan dana desa. Setiap desa yang ada, kami minta untuk stop buang air besar sembarangan.” (*)