TEMPO.CO, Jakarta -Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM) Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan polisi sedang mengoptimalkan digitalisasi data yang terintegrasi untuk mempersingkat birokrasi. Menurut Dedi hal ini dilakukan sesuai arahan Presiden Joko Widodo agar birokrasi di pemerintahan tidak berbelit-belit. Selain itu, SSDM Polri juga akan meningkatkan kemampuan kompetensi perwira menengah (pamen) Polri pada Tahun Anggaran 2023.
"Presiden Jokowi terus mendorong birokrasi agar berdampak, tidak berbelit-belit, lincah, dan cepat. Kementerian Menpan-RB telah melakukan pemangkasan klasifikasi jabatan, penyederhanaan birokrasi regulasi, serta penilaian reformasi birokrasi,” kata Dedi dalam pembukaan acara di Hotel Kartika Chandra, Jalan Gatot Subroto, Semanggi, Jakarta Selatan, Selasa, 13 Juni 2023, dalam keterangan resmi.
Dedi menuturkan sejumlah pesan mulai dari arahan Presiden Jokowi hingga program prioritas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang menjadikan peningkatan kemampuan dan kompetensi para pamen ini penting. Ia juga mengajak para pamen terkait tantangan tugas saat tahun politik pemilu 2024.
"Tentunya hal ini membuat pelaksanaan tugas Polri ke depan semakin berat dan kompleks, sehingga perlu persiapan dengan meningkatkan kompetensi personel Polri secara berkala yang dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas,” kata mantan Kepala Divisi Humas Mabes Polri ini.
Ia menerangkan SDM Polri memiliki peran sangat penting dalam pengelolaan human capital kompetensi personel Polri. Jika makin kompeten, maka diyakini akan berdampak pada kemajuan organisasi.
"Oleh karena itu kualitas SDM personel menjadi aspek penting dalam menentukan keberhasilan organisasi. Sehingga perlu senantiasa ditingkatkan baik dari aspek, teknis dan maupun kompetensi manajerial calon pemimpin Polri,” tutur Dedi.
Mantan Kapolda Kalimantan Tengah ini menekankan kembali program prioritas Kapolri Jenderal Sigit, yakni menjadikan SDM Polri yang unggul di era police 4.0. Menurut Dedi, pimpinan Polri level menengah merupakan posisi yang unik karena memiliki dua peran. Peran pertama sebagai atasan sekaligus sebagai bawahan yang bertanggung jawab kepada pimpinan. Kedua, pada saat yang sama bertanggung jawab untuk memimpin anggotanya.
“Pada level ini bukan hanya kemampuan teknis yang harus dimiliki, namun juga kemampuan manajerial porsinya semakin besar sesuai tugas dan wewenang jabatannya,” kata Dedi.
Dedi menuturkan pihaknya menggunakan metode Assessment Center sebagai upaya mengidentifikasi kompetensi manajerial personel Polri, dalam hal ini pemimpin Polri pada level menengah. Hasil asesmesmen dapat menjadi dasar pertimbangan SSDM Polri dalam pembinaan karier pamen tersebut. “Assessment Center dapat menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan dalam pembinaan karier,” ujar Dedi.
Peningkatan Kemampuan Kompetensi Pemimpin Polri pada Tingkat Menengah digelar dua hari, mulai 13 sampai dengan 14 Juni 2023. Tercatat 209 pamen Polri yang telah melaksanakan Assessment Center Jabatan Kapolres Tahun Anggaran 2023 yang terdiri dari peserta Mabes Polri dan Kepolisian Daerah. Sebanyak 209 pamen peserta terdiri dari 100 peserta yang mengikuti dengan tatap muka dan 109 peserta uang hadir secara virtual.
Pilihan Editor: Polri Dorong Cooling System Menjelang Pemilu 2024, Apakah Itu?