Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tempo Luncurkan Pojok Rahman Tolleng, Perpustakaan dengan 13 Ribu Koleksi Buku

image-gnews
Peluncuran perpustakaan Pojok Rahman Tolleng, merupakan ruang baca yang menyajikan koleksi buku dan catatan Rahman Tolleng di Gedung Tempo, Palmerah, Jakarta, Selasa, 16 Mei 2023. TEMPO/Charisma Adristy
Peluncuran perpustakaan Pojok Rahman Tolleng, merupakan ruang baca yang menyajikan koleksi buku dan catatan Rahman Tolleng di Gedung Tempo, Palmerah, Jakarta, Selasa, 16 Mei 2023. TEMPO/Charisma Adristy
Iklan
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lahir pada 5 Juli 1937 di Sinjai, Sulawesi Selatan, Rahman Tolleng datang ke Jawa Barat sebagai mahasiswa jurusan Apoteker di Institut Teknologi Bandung. Kuliahnya tak ia selesaikan karena memilih aktif di Gerakan Mahasiswa Sosialis yang dekat dengan Partai Sosialis Indonesia. Di awal 1960-an, Presiden Soekarno melarang partai yang dipimpin Sutan Sjahrir ini.

Rahman praktis harus bersembunyi memimpin organisasi itu. Tapi, secara diam-diam, ia memproduksi tulisan-tulisan yang menentang kesewenang-wenangan Soekarno, terutama ide Nasakom dan Dekrit 1959, yang disebutnya “akal-akalan Soekarno untuk melanggengkan kekuasaan”. Selain membuat pamflet dan tulisan, Rahman juga menggerakkan organisasi mahasiswa untuk menentang pemerintahan Orde Lama yang kian otoriter.

Puncaknya pada 1966. Memimpin Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) Bandung, Rahman salah satu tokoh di balik demonstrasi besar yang merambat ke pelbagai kota. Tahun itu tercatat dalam sejarah sebagai berakhirnya kekuasaan Soekarno dan beralih kepada Soeharto. Rahman pun tak lagi bersembunyi. Ia tampil dengan memimpin majalah Mahasiswa Indonesia, meski kadang masih memakai nama samaran Iwan Ramelan karena tetap kritis kepada penguasa baru.

Robert Hefner, ahli Indonesia yang menulis Civil Islam: Muslims and Democratization in Indonesia, menyebut Rahman Tolleng sebagai seorang pemikir paling cemerlang dari generasi 66. Rahman ikut membidani Sekretariat Bersama Golongan Karya yang kelak menjelma Golkar. Tapi idenya menjadikan Golkar sebagai partai modern ditampik Soeharto. Presiden baru itu malah menjadikannya partai tunggal untuk kendaraan politiknya agar terus berkuasa.

Meski menjadi anggota DPR dari Golkar, Rahman tetap kritis kepada Soeharto. Ia bahkan dianggap berada di balik demonstrasi besar menentang kedatangan Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka pada 1974. Kejadian pada 15 Januari yang dikenal sebagai Malari itu membuat Rahman ditahan tanpa pengadilan meski kemudian dibebaskan. Orde Baru juga membredel mingguan Mahasiswa Indonesia dan me-recall-nya dari DPR. Ia pun nyaris tersingkir dari panggung politik, dan lebih banyak aktif sebagai Direktur Utama PT Grafiti Pers—perusahaan percetakan yang menjadi bagian dari Tempo.

Pada akhir 1980-an, bersama Abdurrahman Wahid dan Marsillam Simanjuntak, ia mendirikan Forum Demokrasi. Perkumpulan para aktivis dan intelektual ini adalah wadah para aktivis pro demokrasi dan menjadi forum pengkritik utama Orde Baru. Rahman salah satu motor yang berada di balik demonstrasi mahasiswa menumbangkan Orde Baru. Kekuasaan Soeharto runtuh dan Abdurrahman Wahid naik menggantikannya setelah era transisi Presiden Habibie.

Gus Dur sempat menyebutnya layak menjadi Kepala Badan Intelijen Negara. Tapi pertentangan politik di lingkaran partai pendukung Gus Dur, yang belum sepenuhnya bersih dari organ Orde Baru, membuat Rahman tersingkir. Ia pun kembali jadi oposan. Dalam rapat-rapat opini di kantor Tempo di Jalan Proklamasi, Rahman kerap mengingatkan agar redaksi tetap mengkritik cara Gus Dur menjalankan pemerintahan. “Meski teman, jika keliru harus kita ingatkan,” katanya, selalu

Tiga tahun menjelang Pemilu 2014, bersama beberapa tokoh muda, Rahman melahirkan Partai Serikat Rakyat Independen (SRI). Ia cemas terhadap naiknya para oligarki yang memanfaatkan politik untuk menunggangi demokrasi. Dengan membuat partai, Rahman ingin mencari calon presiden yang menjalankan politik yang bebas dari cengkeraman segelintir orang. Tapi partai ini gagal memenuhi kuota untuk lolos ke pertarungan Pemilu. 

Hingga pada awal tahun 2019, Rahman sakit yang mengakibatkannya harus menjalani cuci darah. Setelah sempat menjalani perawatan, Rahman wafat di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta, pada 29 Januari 2019 di usia 81 tahun. 

M JULNIS FIRMANSYAH 

Pilihan Editor: Mengenang Rahman Tolleng, Aktivis Demokrasi dan Politisi Idealis

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Arti Gold Play Button yang Diperoleh Channel Tempo.co dari Youtube

13 jam lalu

Direktur Utama TV Tempo Anton Aprianto saat menerima penghargaan Gold Play Button dari YouTube, pada Kamis, 31 Oktober 2024. Istimewa
Arti Gold Play Button yang Diperoleh Channel Tempo.co dari Youtube

Youtube memberikan plakat Gold Play Button kepada channel YouTube Tempo.co, apa arti gold play button?


Indonesia Entrepreneur Challenge 2024, Dewan Juri: Jumlah Peserta Terus Meningkat Tiap Tahun

16 hari lalu

Logo Indonesia Entrepreneur Challenge 2024 yang digelar oleh Grup Tempo (sumber: istimewa).
Indonesia Entrepreneur Challenge 2024, Dewan Juri: Jumlah Peserta Terus Meningkat Tiap Tahun

Ketua Dewan Juri Indonesia Entrepreneur Challenge (IEC) 2024, Wahyu Dhyatmika, mengatakan pelaku usaha yang mengikuti IEC 2024 terus meningkat.


7 Perpustakaan Terindah Di Dunia Menurut Forbes

17 hari lalu

Ilustrasi Perpustakaan. ANTARA/Syaiful Arif
7 Perpustakaan Terindah Di Dunia Menurut Forbes

Tujuh perpustakaan di dunia dinobatkan sebagai perpustakaan terindah versi Forbes.


Diskusi Publik Kominfo dan TV Tempo: Penguatan Perlindungan HAM dalam Perubahan Kedua UU ITE

21 hari lalu

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, memberikan sambutan pada diskusi bertajuk
Diskusi Publik Kominfo dan TV Tempo: Penguatan Perlindungan HAM dalam Perubahan Kedua UU ITE

Kominfo dan TV Tempo kembali menggelar diskusi publik bertajuk "Penguatan Perlindungan Hak Asasi Manusia dalam Perubahan Kedua UU ITE.


Jadi Dosen Tamu Politeknik Tempo, Founder Publicio PR Bagikan Pentingnya Punya Keterampilan Public Speaking

33 hari lalu

Founder Publicio PR sekaligus pengajar TalkInc, Aurellio Kaunang, memaparkan materi tentang perlunya kepercayaan diri dalam public speaking saat mengisi kuliah umum di Politeknik Tempo hari ini, Senin 30 September 2024. FOTO: Rachma Tri Widuri
Jadi Dosen Tamu Politeknik Tempo, Founder Publicio PR Bagikan Pentingnya Punya Keterampilan Public Speaking

Founder Publicio PR, Aurellio Kaunang, menjadi dosen tamu dan mengisi kelas public relations pada kuliah umum di Politeknik Tempo. Apa yang dibahas?


Pemprov Banten Cari Pemilik Patok dan Tanggul Laut di Pesisir Tangerang

37 hari lalu

Pematokan laut dengan cara dipagar bentangan batang bambu sepanjang 400 meter menyebabkan  nelayan pesisir Desa Jenggot  Kecamatan Mekar Baru Kabupaten Tangerang  tak bisa melaut. FOTO: istimewa
Pemprov Banten Cari Pemilik Patok dan Tanggul Laut di Pesisir Tangerang

Pemagaran laut yang belakangan telah menjadi tanggul laut di pesisir Kabupaten Tangerang dipastikan tak berizin.


Tonggak Jadi Tanggul Laut di Pesisir Tangerang dan Sedimen Tak Bisa untuk Uruk Pantai di Top 3 Tekno

37 hari lalu

Foto tangkapan layar dari video tanggul laut di pesisir Kabupaten Tangerang yang telah terbangun dari Muara Sungai Cimanceuri di Desa Pagedangan Ilir ke Pulau Cangkir di Kecamatan  Kronjo seperti yang terlihat pada akhir September 2024. Diduga tanggul belum rampung dan masih akan bertambah panjang. ISTIMEWA
Tonggak Jadi Tanggul Laut di Pesisir Tangerang dan Sedimen Tak Bisa untuk Uruk Pantai di Top 3 Tekno

Diperkirakan masih akan terus bertambah panjang, tanggul laut telah berulang kali dikeluhkan nelayan Kabupaten Tangerang karena memenjarakan mereka.


Wartawan Bocor Alus Politik Tempo Laporkan Teror Perusakan Mobil ke Polda Metro Jaya

39 hari lalu

Host Bocor Alus Politik sekaligus jurnalis Tempo Hussein Abri Dongoran, didampingi oleh kuasa hukumnya, melaporkan kasus teror perusakan kendaraan ke Polda Metro Jaya, Rabu, 25 September 2024. Perusakan tersebut terjadi awal September lalu, dan merupakan yang kedua kalinya terjadi. TEMPO/Ervana
Wartawan Bocor Alus Politik Tempo Laporkan Teror Perusakan Mobil ke Polda Metro Jaya

Jurnalis Tempo dan host Bocor Alus Politik, Hussein Abri Dongoran, mengalami dua kali teror perusakan mobil


Badai Besar Melanda Perpustakaan Smithtown AS, Arsip Abad Ke-17 Thomas Jefferson Berpotensi Musnah

56 hari lalu

Potongan gambar dari video menunjukkan buku hanyut di Perpustakaan Smithtown setelah banjir bersejarah pada 19 Agustus 2024 (Sumber: Perpustakaan Smithtown)
Badai Besar Melanda Perpustakaan Smithtown AS, Arsip Abad Ke-17 Thomas Jefferson Berpotensi Musnah

Perpustakaan Smithtown sejak lama memang terkenal dengan koleksi arsip sejarah penting yang tersimpan dalam ruangan bernama Long Island.


PKKMB Politeknik Tempo Hari Ketiga, Astra Kenalkan Profesionalisme di Era Digital

4 September 2024

Group Functional Committee (GFC) Co-Leader Communications and ESG di Astra Financial, Yulian Warman (kiri), saat menjadi pembicara kunci pada hari ketiga masa Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB), Politeknik Tempo mengusung tema 'Profesionalisme di Era Digital', di Gedung Tempo, Rabu 4 September 2024 (Sumber: istimewa)
PKKMB Politeknik Tempo Hari Ketiga, Astra Kenalkan Profesionalisme di Era Digital

Masa Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Politeknik Tempo telah memasuki hari ketiga. Ada kegiatan apa saja?