TEMPO.CO, Semarang - Warga Wadas Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo menunggu waktu berbuka puasa atau ngabuburit di depan kantor Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Senin sore, 3 April 2023. Bersama sejumlah mahasiswa mereka menyuarakan penolakan rencana tambang andesit di Wadas sambil memainkan kentungan dan meriam bambu.
Suara kentungan dan meriam bambu bersahutan di tepi Jalan Pahlawan Kota Semarang tersebut. Meriam bambu itu dinyalakan menghadap ke gerbang Gubernuran yang tertutup.
Sementara perwakilan warga dan mahasiswa bergantian berorasi menyampaikan penolakan tambang andesit di Wadas. Mereka juga membawa spanduk bertuliskan penolakan dan dipasang di gerbang kantor Ganjar.
Hujan sempat mengguyur aksi tersebut. Namun, mereka tetap bertahan hingga waktu Azan Magrib tiba. "Ada tujuh warga yang datang dari Wadas ke Semarang," ujar Siswanto, perwakilan warga Wadas.
Dia mengatakan, aksi tersebut juga menyampaikan penolakan sistem konsinyasi terhadap tanah warga yang masih menolak tambang. Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Purworejo telah menerbitkan surat pemberitahuan mekanisme konsinyasi pada 10 Maret 2023 lalu.
"Kondisi di Wadas sudah darurat karena pemerintah akan memberlakukan perubahan status tanah dengan sewenang-wenang. Istilahnya konsinyasi. Maka kami menuntut, harapan warga konsinyasi tidak terjadi," tutur dia.
Siswanto mengungkapkan, Wadas yang selama ini tak pernah dilanda banjir pada 25 Maret 2023 lalu mengalami bencana tersebut. "Penyebabnya karena membuka akses menuju area penambangan," kata dia.
Pilihan Editor: Gibran Temui Ganjar Pranowo di Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah