TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan melanjutkan program Jabar Juara apabila terpilih kembali dalam pemilihan gubernur Jawa Barat pada 2024, terutama pengaspalan jalan yang sempat tertunda.
Salah satu program Jabar Juara adalah pembangunan infrastruktur dasar, khususnya pengaspalan jalan. Pasalnya, pengaspalan jalan ini sempat tertunda karena pandemi Covid-19 yang mengakibatkan hilangnya pendapatan daerah sebesar Rp 5 triliun per tahun selama dua tahun.
“Makanya tahun ini saya ngaspal jalan karena ngaspal jalan tertunda. Bukan tidak dikerjakan ya, tapi karena kita kehilangan Rp 5 triliun per tahun kali dua tahun, tidak ada pendapatan. Sekarang sudah normal. Makanya fokus 2023 dan persiapan 2024 Jabar mayoritas infrastruktur basic dan sebagainya,” kata Ridwan Kamil saat ditemui di kantor Tempo, Rabu, 29 Maret 2023.
Ia mengatakan dua tahun pandemi membuat target program Jabar Juara tidak rampung seratus persen. Namun pria yang disapa Kang Emil ini menuturkan Pemerintah Provinsi Jabar mampu meraih 500 penghargaan selama lima tahun terakhir meski terhambat pandemi.
“Ini menunjukkan walaupun kena Covid, achievement perubahan before-after kita itu banyak sekali. Kinerja PNS terbaik, perencanaan pembangunan terbaik, desa miskin hilang dari 1000 menjadi 0. Banyaklah yang bisa diceritakan. Itu sudah prestasi di saat tidak normal,” tutur Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil memutuskan untuk tetap memimpin Jabar dengan mencalonkan diri sebagai petahana dalam pemilihan gubernur mendatang. Ia mengatakan dirinya memang disodorkan data survei yang menunjukkan popularitasnya bagus di DKI Jakarta hingga digadang-gadang sebagai bakal calon presiden. Namun, ia mengatakan pilihan rasional saat ini adalah melanjutkan program kerjanya di Jabar dengan periode kedua.
“Ini kan belum diputuskan, tetapi kalau ditanya mana yang paling solid di momen itu adalah melanjutkan jilid 2 Jawa Barat,” kata Ridwan Kamil.
Ketika ditanya apakah didorong Partai Golkar untuk maju kembali Pilgub Jabar, Emil menyebut keyakinannya baru pada berdasarkan data-data yang ia peroleh saat ini. Sejauh ini, kata dia, Partai Golkar belum menetapkan keputusan apa-apa. Ia pun tidak mempermasalahkan jika elektabilitasnya turun. Sebab, satu lembaga survei satu dengan lain berbeda. Terlebih survei akan dinamis dan berubah dalam 2-3 bulan.
Pilihannya maju sebagai petahana gubernur Jabar juga dibayangi oleh rekan separtainya, Dedi Mulyadi. Pasalnya, Dedi Mulyadi membayanginya di posisi kedua survei sebagai calon gubernur dalam Pilgub Jabar mendatang. Meski demikian, ia tidak bisa bicara banyak soal itu karena Golkar belum memutuskan. Namun ia menilai pencalonan akan tergantung pada perolehan presentase survei.
“Sekarang kalau misalnya ada dua yang surveinya bagus, kan logika mengatakan kuat-kuatan presentase aja. Saya kira pasti rasional,” tutur Ridwan Kamil.
Pilihan Editor: Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023, Erick Thohir: Kita Harus Tegar dan Berkepala Tegak