TEMPO.CO, Jakarta - Kinerja Polri mendapat sorotan, tentang melayani dan memberikan keamanan bagi masyarakat tanpa membedakan status sosial atau hal lainnya. Ditambah pula dengan banyaknya kasus yang terungkap di media melibatkan polisi dan semakin mencoreng nama baik Polri.
Atas kondisi ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dengan sigap membenahi institusi Polri dengan melakukan perbaikan internal melalui sisi struktural, kultural, dan instrumental. Salah satu cara Listyo menyikapi hal ini adalah dengan memberikan peringatan kepada setiap anggota Polri yang sekarang berjumlah 450 ribu personel.
Baru-baru ini, tepatnya pada 21 Februari 2023, Listyo memberikan peringatan kepada anggota Polri yang tidak bisa memegang penuh komitmennya akan “dipotong” dengan tegas. Artinya, anggota tersebut akan langsung dikeluarkan dari institusi Polri.
"Anggota Polri yang tidak bisa mengikuti komitmen, kami potong! Itu proses tegas. Peringatan ini menjadi komitmen Polri untuk masyarakat," ujar Listyo ketika menggelar konferensi pers di Mabes Polri yang ditayangkan secara daring, seperti dilansir Tempo.co.
Selain memberi peringatan akan “memotong" anggotanya yang tak taat dengan komitmennya, Listyo pun mengingatkan institusi Polri untuk tidak segan memberikan penghargaan kepada anggota Polri berprestasi. Listyo juga berharap bahwa Polri dapat memberikan pelayanan publik terbaik kepada masyarakat dengan adil.
"Jadi, kami selalu meminta masukan dan koreksi agar dapat meningkatkan pelayanan publik sehingga bisa semakin optimal," ujar Listyo.
Kapolri: Jangan Ghosting, Potong Kepala Ikan
Jauh sebelum memberikan peringatan berupa “pemotongan” anggota, Listyo lebih dahulu telah meminta anggota Polri untuk tidak “ghosting” masyarakat yang sedang melapor. Sebab, tindakan “ghosting” atau mengabaikan masyarakat dapat memperburuk citra institusi Polri yang kini telah dipandang negatif.
“Saat dihubungi melalui telepon, teleponnya di-reject. Lalu, ketika ditelepon sudah terhubung dengan pelapor, institusi Polri menjawabnya dengan marah. Pelapor pun akan memberikan kesan yang semakin negatif terhadap Polri. Jadi, berdasarkan bahasa gaulnya itu jangan ghosting,” ucap Listyo ketika memberikan arahan kepada jajarannya, sebagaimana terlihat dalam dari Instagram pribadinya @listyosigitprabowo pada 28 Oktober 2022.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa anggota Polri harus bersungguh-sungguh memberikan pelayanan yang bisa dijelaskan secara rasional, transparan, dan memenuhi logika publik. Listyo juga menambahkan bahwa strategi prosedural justice seperti ini harus dilaksanakan dengan baik lantaran dapat meningkatkan kepercayaan publik, khususnya kepada institusi Polri.
Listyo menyayangkan karena masih ada anggota Polri yang cenderung mengabaikan pelaporan publik. Sebab, mereka masih menganggap ada hal lain yang harus diprioritaskan. Padahal, permasalahan yang dianggap sepele itulah permasalahan penting bagi pelapor. Akibatnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa para pelapor yang tidak diberikan pelayanan dengan baik oleh para anggota Polri, akhirnya akan melapor kepada dirinya dan komunikasi publik kepada Polri semakin jauh untuk dijangkau.
Dua tahun lalu, Kapolri Listyo Sigit Prabowo di hadapan sejumlah calon Petinggi Polri, Listyo Sigit Prabowo menyebutkan pepatah soal pemotongan “kepala”. Ia mengungkapkan, “Ada pepatah, ‘ikan busuk mulai dari kepala‘, kalau pimpinannya bermasalah, maka bawahannya akan bermasalah juga. Pimpinan harus jadi teladan, sehingga bawahannya akan meneladani," kata Kapolri.
RACHEL FARAHDIBA R I SDA
Pilihan Editor: Tepat Setahun Lalu Kapolri Listyo Sigit Sebut Siap Memotong Kepala Ikan Busuk
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.