Berdasarkan temuan kekerasan terhadap anak sepanjang 2022, dan bahkan awal 2023, Retno menyatakan hal tersebut mengindikasikan lemahnya sistem perlindungan dan pengawasan yang diterapkan Kementerian Agama.
“Oleh karena itu, saya mendorong Kementerian Agama beserta stakeholder terkait di Pendidikan untuk melakukan evaluasi sistem pencegahan, pengaduan dan penanganan tindak kekerasan di satuan pendidikan demi perlindungan, kemanan dan kepentingan terbaik bagi anak-anak atau peserta didik,” ujar Retno.
Berkaca dari peristiwa penamparan 15 siswi oleh Kepala Madrasah di Jember, menurutnya harus menjadi momentum bagi Kementerian Agama RI untuk mendorong seluruh madrasah dan pondok pesantren menerapkan disiplin positif.
“Kekerasan terhadap anak dalam bentuk apapun tidak dibenarkan dalam hukum positif di Indonesia, sekalipun dalihnya adalah mendisiplinkan sebagai bagian dari mendidik,” kata dia.
Adapun dalam kasus santri bakar santri di Rembang dan Pasuruan, ia meminta Kementerian Agama RI perlu memastikan tidak ada bahan bakar di lingkungan pondok pesantren demi mencegah perbuatan terulang atau ditiru oleh santri lain di Ponpes yang berbeda.
“Selain itu, munculnya tindak kekerasan sesadis itu dan membahayakan nyawa anak-anak lainnya, karena bisa memicu kebakaran di lingkungan Ponpes, sehingga perlu ada SOP terkait sistem pencegahan tindak kekerasan di Ponpes”, tegas Retno.
Terkait dugaan kekerasan seksual terhadap anak di salah satu Ponpes di Jember, ia meminta polisi menindaklanjuti pelaporan Istri terlapor karena hal ini bukan delik aduan, tetapi pidana murni. Ia menjelaskan dalam UU Perlindungan Anak melakukan perbuatan asusila dengan anak adalah tindak pidana, dengan anak tidak ada suka sama suka dan atau atas persetujuan.
“Meskipun ada bantahan dari pelapor, namun pihak Kepolisian seharusnya tetap memproses pelaporan istri sang Kyai. Jika memang dalam penyidikan tidak ditemukan alat bukti, barulah kasus di hentikan. Kalau ditemukan bukti pendukung minimal dua, maka kasus harus dinaikan statusnya dan dilanjutkan prosesnya,” kata Retno.