TEMPO.CO, Jakarta - Survei teranyar Saiful Mujani Research and Colsultant (SMRC) menunjukkan naiknya elektabilitas Anies Baswedan tidak berbanding lurus dengan elektabilitas partai pengusungnya, yakni Partai NasDem. Hasil survei SMRC bulan ini menunjukkan elektabilitas NasDem hanya sebesar 3,2 persen alias menurun dari bulan sebelumnya sebesar 4,8 persen.
Sementara itu, elektabilitas Anies Baswedan menunjukkan adanya tren peningkatan usai dideklarasikan oleh NasDem pada Oktober 2022 lalu. Anies meraup suara sebesar 28,1 persen; alias meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 25,1 persen.
“Belum ada dampak signifikan deklarasi NasDem terhadap Anies Baswedan,” kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, Kamis, 22 Desember 2022.
Deni kemudian menjelaskan hubungan pemilih presiden dengan pemilih partai. Dari hasil survei SMRC, pemilih Anies yang memilih NasDem memang menunjukkan adanya tren peningkatan.
Kendati demikian, jika disandingkan dengan pemilih dua capres lainnya, yaitu Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, maka dapat dilihat bahwa pemilih Ganjar dan Prabowo yang memilih NasDem makin menurun. “Pemilih Anies lebih besar, pemilih Ganjar dan Prabowo cenderung menurun,” kata Deni.
Adapun tren meningkatnya pemilih Anies yang memilih NasDem mulai terlihat sejak partai besutan Surya Paloh ini mendeklarasikan Anies sebagai capres 2024 pada Oktober 2022 lalu. Di bulan ini pula, pemilih Ganjar dan Prabowo yang memilih NasDem mulai menunjukkan tren penurunan.
Hal inilah yang disebut Deni membuat NasDem tidak mengalami kenaikan elektabilitas yang berarti, meski sudah mengusung Anies Baswedan. “Ini yang menjelaskan kenapa sebelum dan sesudah mendeklarasikan Anies, elektabilitas NasDem tidak mengalami perubahan yang berarti,” ujarnya.
Survei SMRC ini dilakukan secara tatap muka pada 3-11 Desember 2022. Responden dipilih melalui metode stratified multistage random sampling dengan jumlah 1.220 orang. Response rate sebesar 1.029 alias 84 persen. Sementara itu, margin of error survei kurang lebih 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca: Lemhanas Ungkap Alasan Isu Penundaan Pemilu Tak Berkembang
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.