Saat itulah, kata Richard, Ferdy Sambo kemudian memerintahkannya untuk menembak Yosua. “Nanti kau yang tembak Yosua ya karena kamu yang tembak Yosua, saya yang akan bela kamu. Kalau saya yang tembak, tidak ada yang bela kita,” kata Richard menirukan arahan atasannya.
Saat itu Ferdy Sambo pun mengungkap skenario penembakan Yosua. Menurut Richard, skenario yang dirancang adalah Yosua melecehkan Putri Candrawathi. "Jadi gini Chad, skenarionya Ibu dilecehkan Yosua, baru Ibu teriak, kamu dengar. Yosua ketahuan, Yosua tembak kamu, kamu tembak balik. Yosua yang mati’,” kata Richard menirukan kata-kata Ferdy Sambo.
2. Bisikan Putri Candrawathi ke Ferdy Sambo
Richard Eliezer mengatakan, setelah Ferdy Sambo memerintahkannya menembak Yosua, terlihat Putri Candrawathi berbisik sesuatu ke atasannya itu.
"Ibu sempat ngobrol, tapi karena ibu suaranya pelan Yang Mulia, saya minta maaf, saya tidak mendengarkan secara detail," kata Richard.
Meski demikian dia sayup-sayup mendengar Putri berbisik soal CCTV di Duren Tiga, dan kedua, kata dia soal sarung tangan.
Richard mengatakan juga sempat mendengar Ferdy Sambo berbisik ke Putri Candrawathi. “Tapi saya tidak bisa mendengar secara ini Yang Mulia, tetapi kaya 'iya nanti pakai sarung tangan',” ujar Richard.
3. Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Disebut Pisah Rumah
Richard Eliezer dalam kesaksiannya menyebut bahwa Ferdy Sambo dan sang istri Putri Candrawathi pisah rumah sejak ia berteugas menjadi ajudan eks Kadiv Propam Polri itu.
“Mengenai kebiasaan FS pisah rumah dengan saudara PC, saudara ketahui sendiri?” tanya Hakim Ketua Wahyu Iman Santosa kepada Richard.
“Tahu sendiri,” kata Richard.
“Ajudan lain juga cerita yang sama?”
“Iya tahu semua,” jawab Richard.
Richard mengatakan dia sering menjaga kediaman pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling 3 yang ditinggali Putri Candrawathi. Namun ia mengatakan Ferdy Sambo lebih sering pulang ke rumahnya di Jalan Bangka. Richard menceritakan atasannya sering pulang malam, beberapa kali pernah pulang subuh.
“Kalau tadi saudara FS sering pulang malam, setiap jam berapa?” tanya hakim.
“Bisanya jam 9 ke atas. Pernah juga subuh Yang Mulia,” kata Richard.
“Apa kegiatan FS di luar sampai pulang malam?”
“Biasanya, waktu pengalaman saya waktu naik piket, biasanya beliau dijemput sama rekan dan kami disuruh nunggu di kantor Yang Mulia,” cerita Richard.
4. Takut Tolak Perintah Sambo
Richard Eliezer mengatakan takut menolak perintah Ferdy Sambo untuk menembak Yosua. Ia beralasan jenjang pangkatnya jauh dengan sang jenderal.
Richard mengaku merasa berdosa mengikuti perintah Ferdy Sambo. Kepada majelis hakim, ia mengaku takut menolak perintah atasan, terlebih jenderal bintang dua.
“Saya takut. Ini jenderal bintang dua, menjabat sebagai Kadiv Propam dan posisi saya berpangkat Bharada, pangkat terendah. Dari kepangkatan itu saja kita bisa lihat bagaikan langit dan bumi,” kata dia.
Selanjutnya, Richard dihantui sosok Yosua...