TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (Sekjen PAN) Eddy Soeparno mengatakan bahwa Muhammadiyah tak perlu berpolitik, aspirasi politiknya bisa dititipkan saja ke PAN.
"Dari dulu Muhammadiyah tidak perlu ikut dalam partai politik, tidak perlu berpolitik praktis. Titipkanlah aspirasi politiknya kepada partai-partai politik, seperti PAN," ujar Eddy dalam agenda Diskusi Media Road to Muktamar, Suksesi Kepemimpinan 2024 di gedung PP Muhammadiyah, Selasa, 15 November 2022.
Dia menyatakan, partai politik berlambang matahari ini siap menyambut dengan karpet biru.
Dalam sejarahnya, PAN lahir tidak lama setelah rezim orde baru tumbang pada 1998. Hal tersebut diusulkan di dalam Tanwir Muhammadiyah Semarang untuk membentuk partai politik agar Muhammadiyah tidak perlu ikut andil dalam dunia politik.
Sejak saat itu, kata Eddy, PAN telah terbentuk dan mulai aktif di dunia politik. Dalam rekam jejak yang ada, PAN pernah mengusung capres pada 2004, pun dengan cawapres pada 2014.
Eddie juga menjelaskan, makna yang terkandung dalam partai PAN seperti matahari putih yang merupakan wujud dari perjuangan sang surya.
PAN Ingin Mengedepankan Politik Gagasan
Eddy mengatakan, PAN ingin mengedepankan politik gagasan. Hal ini dikarenakan telah meluasnya segala bentuk politik identitas primordialisme dan lainnya.
"Seperti yang sudah dirasakan pada 2019, elitnya sudah mulai akur, tetapi di bawah masih terpecah belah, sampai saat ini," katanya.
Dia menyatakan bahwa hal seperti ini perlu diperhatikan. Saat ini, kata Eddy, politik telah diinjeksi oleh logika elektoral, yang mana menghalalkan segala cara hingga lahirlah politik yang akhirnya membuat bangsa terpecah belah. Seperti masalah sukuisme, agama, mayoritas, dan minoritas.
Eddy juga sangat menyayangkan ekses dari demokrasi yang saling menjatuhkan dengan menyebarkan hoaks dan buzzer yang saat ini kerap terjadi.
"Inilah hal yang perlu kita cegah," kata Eddy.
Dengan itu, kata Eddy, kami ingin mengajukan politik gagasan sebagai rekomendasi Muktamar. Eddy berharap bahwa inisiatif gagasan dapat dipertimbangkan oleh Muhammadiyah sebagai salah satu rekomendasi untuk membahas isu-isu politik menjelang pemilu 2024.
"Kami harap akan lahir politik gagasan yang bisa mencerahkan kita menjelang tahun politik pada 2023 hingga 2024 ini," ujarnya.
NESA AQILA
Baca: Isu Persatuan Umat Bakal Dibahas di Muktamar Muhammadiyah ke-48