TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya, menyebut pembahasan Calon Wakil Presiden (Cawapres) untuk mendampingi Anies Baswedan belum menemui titik terang. Adapun tim kecil Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) rutin bertemu untuk menyepakati sosok pendamping Anies ini.
Willy mengatakan Partai Demokrat menyodorkan nama Ketua Umum, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY. Sementara PKS mengusulkan nama Wakil Ketua Majelis Syura, Ahmad Heryawan alias Aher.
Dia menampik jika buntunya pembahasan Cawapres Anies bakal mengarah ke penunjukan sosok di luar koalisi. Menurut dia, hal tersebut malah menunjukkan bahwa koalisi berlari dari realitas.
“Itu kan escapism, lari dari realitas. Kami justru enaknya koalisi ini semua dibuka di atas meja. Semua diperbincangkan, tapi tidak semua bisa saya omongin,” kata dia.
Willy menjelaskan, tim kecil dari ketiga partai bakal mensimulasikan semua sosok Cawapres yang disodorkan di meja perundingan. Dia menyebut ada enam Cawapres yang akan disimulasikan dengan Anies.
“Semua di exercise. AHY dan Aher di exercise, yang lain juga. Sehingga kita punya peta jika A gimana, B gimana, sampai F ya. ABCDEF kita simulasi. Jadi intensitasnya sampai sana. Keenam-enamnya itu, F itu ya diajak ngobrol, ada tim yang datang, messenger kita kirim,” kata dia.
Willy menyebut Partai NasDem mengapresiasi jika Demokrat dan PKS menyodorkan nama Cawapres. Kendati demikian, ia mengatakan bahwa yang menjadi episentrum adalah Anies.
Dia menyebut ketiga partai sejauh ini bersikap rasional. Menurut dia, baik PKS maupun Demokrat bersepakat jika pendamping Anies mesti didasarkan pada chemistry, alih-alih kawin paksa.
“Dua hal yang kami sepakati bagaimana mempersembahkan dwi tunggal kepada publik. Artinya tidak kawin paksa, chemistry terbangun. Selain itu rasionalitas tentu cenderung posisi menang. Itu juga buka komunikasi dengan banyak figur yang selama ini kita lihat di survei dan jadi preferensi tim kecil,” ujarnya.
Dalam sejumlah survei, nama AHY memang kerap disebut sebagai salah satu kandidat cawapres dengan elektabilitas tertinggi. Dalam survei yang dilakukan Populi Center yang dirilis pada pekan lalu misalnya, AHY berada di posisi ketiga dengan elektabilitas sebesar 12,3 persen. Dia hanya kalah dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (17,1 persen) dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno (15,8 persen).
Di bawah AHY, terdapat nama Andika Perkasa (8,3 persen), Menteri BUMN Erick Thohir (7,8 persen) dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (7,3 persen). Sementara Aher yang disodorkan oleh PKS untuk mendampingi Anies Baswedan, praktis sangat jarang muncul namanya dalam survei.