INFO NASIONAL - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam Rapat Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI-DPD RI tahun 2022, menilai bahwa Indonesia memiliki beberapa potensi yang dapat menjadi kekuatan untuk membangun Indonesia maju. Menurut Presiden Jokowi, jika pandemi dapat dikelola dengan baik, maka agenda-agenda besar pasti mampu dikelola.
Presiden Jokowi menjelaskan, kekuatan yang dimiliki Indonesia adalah sumber daya alam yang melimpah. Sebab, wilayah yang luas dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia pasti menjadi kekuatan besar Indonesia, jika dikelola secara bijak dan berkelanjutan.
"Syaratnya satu, harus dihilirkan dan diindustrikan di dalam negeri, agar nilai tambahnya bisa maksimal untuk kepentingan nasional. Ini akan membuka lapangan kerja, meningkatkan ekspor, menghasilkan devisa, meningkatkan pendapatan negara, serta mendongkrak pertumbuhan ekonomi,” kata Presiden Jokowi di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Selasa, 16 Agustus 2022.
Menueut Jokowi, kekuatan selanjutnya yakni bonus demografi. Jumlah penduduk yang sangat besar, didominasi oleh anak-anak muda usia produktif, serta daya beli masyarakat yang terus meningkat, akan menjadi motor penggerak perekonomian nasional dalam menghadapi kompetisi global.
Adapun, kekuatan lainnya adalah kepercayaan internasional yang meningkat tajam. Dalam hal ini, Jokowi menjelaskan beberapa contoh, diantaranya seperti Indonesia diterima oleh Rusia dan Ukraina sebagai jembatan perdamaian, diterima negara-negara besar, walau geopolitik sedang panas.
Indonesia juga dipercaya PBB sebagai Champions dari Global Crisis Response Group untuk penanganan krisis global. “Tahun 2022 ini, kita menjadi Presiden G20, organisasi 20 negara ekonomi terbesar di dunia. Tahun depan, menjadi Ketua ASEAN. Artinya, kita berada di puncak kepemimpinan global dan memperoleh kesempatan besar untuk membangun kerja sama internasional,” ujar mantan Wali Kota Solo itu.
Jokowi juga mengatakan, reformasi struktural untuk daya saing dan iklim berusaha terus dilakukan. Ekosistem investasi dan pertumbuhan UMKM pun terus perbaiki. Hilirisasi dan manufaktur dalam negeri terus tumbuh pesat.
Pertumbuhan investasi juga meningkat tajam, dimana 52 persennya berada di Luar Jawa. Ia pun menilai, hal tersebut merupakan bukti bahwa ekonomi Indonesia tumbuh merata.
"Artinya, ekonomi kita bukan hanya tumbuh pesat, tetapi juga tumbuh merata, menuju pembangunan yang Indonesia Sentris,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu. (*)