INFO NASIONAL – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) berharap dibawah kepemimpinan Presiden Korea Selatan (Korsel) baru Yoon Suk-yeol hubungan baik Indonesia - Korsel yang sudah berjalan baik sejak tahun 1968 bisa tetap dipertahankan dan ditingkatkan. Hal ini dia sampaikan usai pelantikan Yoon Suk-yeol dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP) sebagai Presiden ke-20 menggantikan presiden Moon Jae-in, di Plaza depan gedung parlemen Korea di Seoul, Korsel, 10 Mei 2022.
Hubungan baik ini tetap dijaga, kata dia, terutama sejak ditandatanganinya Joint Declaration on Strategic Partnership to Promote Friendship and Cooperation in the 21st Century oleh kedua Kepala Negara pada 4 Desember 2006. “Kemitraan ini kemudian ditingkatkan oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Korea pada saat itu, Mr. Moon Jae-in, menjadi Special Strategic Partnership pada 9 November 2017," kata Bamsoet.
Selain kerjasama ekonomi, Indonesia dan Korsel juga telah membangun kemitraan strategis dalam bidang pertahanan. Khususnya setelah ditandatanganinya Agreement between the Government of the Republic of Korea and the Governenment of the Republic of Indonesia on Cooperation in the Field of Defense. Kedua negara telah memiliki kerja sama dalam beberapa proyek pengadaan Alat Utama Sistem Pertahanan (ALUTSISTA) dari Korsel, seperti kapal selam, pesawat latih, kendaraan tempur dan pengembangan bersama pesawat tempur KF-X/IF-X.
"Indonesia dan Korsel juga telah meresmikan Kapal Selam KRI Alugoro 405 di Surabaya pada 11 April 2019 yang merupakan hasil kolaborasi PT PAL dengan DSME sebagai kapal ketiga hasil kerja sama Joint Venture Kapal Selam Batch ke-1 RI-Korsel," tutur Bamsoet.
Bamsoet juga mengapresiasi pidato Presiden Yoon Suk-yeol, mantan Jaksa Agung periode 2019-2021 yang dalam pelantikannya menekankan bahwa pintu dialog dengan Korea Utara akan selalu terbuka. Sehingga program senjata nuklir Korea Utara yang merupakan sebuah ancaman tidak hanya bagi keamanan Korsel dan Asia Timur Laut serta dunia pada umumnya, bisa diselesaikan secara damai.
"Sebagai pemegang mandat presidensi G-20, Indonesia berkepentingan untuk menyerukan dan mengupayakan perdamaian dunia. Jangan ada lagi perang yang bisa menyebabkan ketegangan dunia, sebagaimana terjadi pada perang Rusia - Ukraina, yang dampaknya tidak hanya dirasakan kedua negara melainkan juga dirasakan oleh berbagai negara dunia,” ujar Bamsoet. (*)