TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menyatakan aktivitas Anak Gunung Krakatau yang sudah mulai menurun saat ini tidak berbahaya untuk aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Bakauheni - Merak. Sebelumnya, aktivitas penyeberangan itu meningkat drastis imbas mudik Lebaran 2022.
Dwikorita menerangkan, potensi bencana tsunami yang dapat terjadi dari aktivitas vulkanologi Anak Gunung Krakatau sangat kecil. Apalagi, saat ini aktivitas erupsi gunung api itu sedang menurun dalam beberapa hari terakhir.
"Adanya beberapa pulau penghalang di sekitar Anak Gunung Krakatau juga dapat mereduksi ancaman tsunami bagi aktivitas penyeberangan kapal dari Merak-Bakauheni maupun sebaliknya," ujar Dwikorita dalam keterangannya, Jumat, 29 April 2022.
Selain itu, Dwikorita menyebut jarak antara Gunung Anak Krakatau dengan rute penyeberangan antarpulau Jawa dan Sumatera itu cukup jauh. Hal ini menjadi faktor yang memperkecil potensi risiko tsunami.
Dwikorita menerangkan risiko musibah silent tsunami seperti yang menghantam sebagian wilayah Banten hingga Lampung pada tahun 2018, juga diprediksi tak berdampak pada aktivitas penyeberangan Merak-Bakauheni. Silent tsunami empat tahun silam itu terjadi akibat adanya longsor bawah laut.
“Penyeberangan relatif aman dari bahaya tsunami. Apalagi erupsinya melemah. Sumber pembangkitnya itu sudah lemah, sehingga dapat kami simpulkan (penyebrangan) insya Allah aman,” kata Dwikorita.
Ia mengatakan BMKG bersama stakeholder lain bakal terus memonitor perkembangan aktivitas Gunung Anak Krakatau, termasuk segala sesuatu yang terkait potensi dampak yang ditimbulkan. Jika terjadi peningkatan aktivitas yang dapat membahayakan masyarakat, Dwikorita memastikan bakal segera meneruskan informasi itu ke masyarakat.
Anak Gunung Krakatau kembali aktif sejak Minggu, 24 April 2022. Hal itu ditandai dengan meningkatnya aktivitas vulkanik seperti kegempaan, erupsi dan guguran/longsoran.
Namun berdasarkan pemantauan yang dilakukan Kamis kemarin, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan, menyebut aktivitas Anak Gunung Krakatau mulai melemah. Hendra menerangkan energi tremor sebagai pembangkit erupsi telah menurun drastis.
"Data-data yang terekam secara instrumental, energi tremor ini sudah drop, baik yang direkam melalui alat maupun dari pemantauan secara langsung. Ini semua terus menurun,” kata Hendra.
M JULNIS FIRMANSYAH