TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah organisasi mahasiswa menyatakan penolakan terhadap Partai Mahasiswa Indonesia. Partai yang mencatut nama mahasiswa itu disebut bukan representasi mahasiswa. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara bakal menggalang petisi menolak kehadiran partai itu.
"Kami akan melaksanakan konsolidasi nasional dalam rangka mengkomunikasikan kepada teman-teman di daerah agar sama-sama menolak adanya partai ini. Dan kami akan membuat petisi penolakan terhadap Partai Mahasiswa," ujar Sekretaris Pusat BEM Nusantara Ridho Alamsyah, kubu Koordinator Pusat Dimas Prayoga, saat dihubungi, Senin, 25 April 2022.
Partai Mahasiswa Indonesia masuk dalam deretan partai politik yang telah berbadan hukum dalam Surat Menteri Hukum dan HAM kepada Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 17 Februari 2022. Tertera nama Eko Pratama sebagai Ketua Umum Partai Mahasiswa Indonesia. Partai ini disahkan lewat Keputusan Menteri Hukum dan HAM M.HH-6.AH.11.01 Tahun 2022 pada 21 Januari 2022. Partai itu berada pada urutan ke-69 dalam daftar partai politik yang dinyatakan telah berbadan hukum.
Adapun Eko Pratama, yang merupakan ketua partai, selama ini dikenal sebagai Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara. BEM Nusantara terbelah menjadi dua kubu, yakni kubu Eko Pratama dan Dimas Prayoga. BEM Nusantara yang dipimpin Eko Pratama ini adalah kubu BEM Nusantara yang menemui Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto, 8 April lalu. Tempo sudah mencoba menelepon dan mengirimkan pesan kepada Eko untuk menanyakan latar belakang pembentukan Partai Mahasiswa ini, namun tidak direspons.
BEM Nusantara kubu Dimas Prayoga sangat menyesalkan dan mengecam keras munculnya partai yang mengatasnamakan dan memakai kata mahasiswa dalam nama partai tersebut. Mereka juga mengaku sudah meminta klarifikasi kepada Eko Pratama, namun tidak direspons.
"Ini sebuah pengklaiman yang sangat merugikan bagi seluruh mahasiswa Indonesia. Ini partai siluman yang tiba-tiba muncul menggunakan nama mahasiswa, yang tidak jelas asal usulnya. Dan entah kapan pelaksanaan kongresnya, sehingga saudara Eko Pratama disepakati menjadi Ketua Umum Partai Mahasiswa Indonesia," ujar Ridho.
Menurut Ridho, munculnya partai ini merupakan upaya penggembosan serta pembungkaman yang sangat terstruktur terhadap suara kritis mahasiswa. Ridho mengajak kelompok mahasiswa lain turut bersuara kompak menolak partai ini.
"Sekali lagi, kami tegaskan bahwa partai tersebut sama sekali tidak merepresentasikan semua mahasiswa Indonesia yang sejatinya selalu menjadi agent of control dari setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dan kami dari BEM Nusantara sama sekali tidak memiliki keterlibatan dalam partai tersebut," ujar Ridho.
Senada, Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia Kaharuddin menyatakan, BEM SI menolak dengan tegas penggunaan kata mahasiswa dalam nama partai tersebut.
"Kami menolak keras pemakaian nama mahasiswa Indonesia dari partai yang dibentuk, karena mahasiswa perlu menjaga independensi dari politik praktis atau kepentingan partai politik," ujar Kaharuddin, dua hari lalu.
Menurutnya, jalan perjuangan yang ditempuh mahasiswa mesti fokus pada gerakan moral untuk mengawal jalannya pemerintahan sesuai dengan kepentingan rakyat melalui jalur ekstraparlementer. Karenanya, BEM SI akan terus pada posisi oposisi siapapun presidennya.
"Mahasiswa harus tegak lurus sebagai oposisi dalam hal mengawasi ataupun mengontrol kebijakan pemerintah dengan gerakan-gerakan ekstraparlementer," tuturnya.
Senada, Koordinator Departemen Sosial dan Politik BEM UI, Melki Sedek Huang menyatakan, gerakan mahasiswa yang beragam dan sarat kepentingan tak boleh langsung dipatrikan dalam satu nama organisasi yang belum jelas asal-usul serta kepentingannya.
"Apalagi jika ke depannya mereka melakukan anasir-anasir politik yang tak pro rakyat, kami akan jelas menentang," kata Melki saat dihubungi, Sabtu, 23 April 2022.
DEWI NURITA | ARRIJAL RACHMAN
Baca juga: Pecahan BEM Nusantara Pengendali Partai Mahasiswa Indonesia