Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tak Hanya Diduga jadi Joki Nilai, Dosen Untan Manfaatkan Mahasiswa S1 untuk Kepentingan Pribadi

image-gnews
Ilustrasi Universitas Tanjungpura. Sumber: Untan.ac.id
Ilustrasi Universitas Tanjungpura. Sumber: Untan.ac.id
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah mahasiswa jenjang S1 Universitas Tanjungpura atau Untan buka suara setelah kasus mengenai pelanggaran akademik oleh salah satu dosen di kampus tersebut menjadi perhatian. Mahasiswa-mahasiswa ini mengungkap adanya praktik janggal dosen itu dalam proses pembelajaran di kampus. Mulai dari meminta mahasiswa mengerjakan jurnal tanpa mencantumkan nama, meminta uang untuk publikasi jurnal, hingga memanfaatkan mahasiswa untuk kepentingan pribadi.

Kepada Tempo, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Untan 2019 melaporkan bahwa ada banyak cerita dari rekannya yang menyebut bahwa dosen tersebut meminta mahasiswa untuk mengerjakan artikel jurnal ilmiah miliknya. Berdasarkan cerita mahasiswa yang melapor, ada mahasiswa akhir yang mengaku diminta bayaran uang agar jurnalnya bisa masuk publikasi ilmiah. Padahal, publikasi ilmiah harusnya tak dibayar.

Mahasiswa ini mengaku mendengar ada mahasiswa pasca-sidang yang skripsinya dibimbing oleh salah satu dosen dan diminta untuk menyerahkan naskah artikel skripsinya kepada si dosen pembimbing. Janji si dosen adalah dia yang akan meng-upload artikel ini untuk publikasi ke jurnal yang bagus. Akan tetapi, si dosen meminta mahasiswa yang ingin publikasi ini untuk memberikan bayaran dengan kisaran Rp 200 ribu.

Dosen ini sebelumnya diduga juga menjadi joki nilai mahasiswa Program Magister (S2) FISIP Untan. Dia memanipulasi nilai dalam SIAKAD. Sumber Tempo yang merupakan alumnus S2 Untan mengatakan, mahasiswa yang tertarik biasanya hanya mengejar gelar untuk mendapatkan jabatan di tempat kerjanya. Mereka biasanya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau anggota DPRD.

Untuk mahasiswa yang bekerja sebagai PNS ditawari harga Rp 20 hingga Rp 30 juta. "Angka ini sudah terkonfirmasi. Saya dengar dari orang-orang itu," kata sumber Tempo ini, saat dihubungi, Selasa, 16 April 2024.

Rupanya, pelanggaran akademik juga kerap dialami oleh mahasiswa S1 FISIP Untan. Mahasiswa yang melapor ini membuka akses terhadap rekannya yang mengalami kejadian kurang menyenangkan itu dan bersedia diwawancarai. Polanya, mereka diminta datang ke rumah dosen tersebut dengan alasan untuk keperluan nilai atau bimbingan. 

Ketika masih menjadi mahasiswa baru atau maba mahasiswa ini mengaku pernah dihubungi lewat telepon oleh dosen itu dan diminta datang ke rumahnya. Namun, karena sudah mengetahui cerita dari rekan lainnya, dia memberanikan diri untuk menolak permintaan dosen.

"Waktu itu di-chat lewat WhatsApp bahkan ditelepon disuruh datang ke rumahnya. Cuma karena memang saya sebagai maba sudah dengar rumor sana-sini jadi tidak pernah saya gubris," kata mahasiswa itu.

Tak hanya itu, dia mengaku sempat mendapatkan ancaman karena menolak, "Pakai nilai atau sesuatu yang berhubungan dengan itu."

Namun, beberapa temannya yang lain menjadi korban. Terkhusus yang berhubungan dengan dosen itu selama bertahun-tahun. Ada tiga mahasiswa yang menceritakan kepada Tempo soal pelanggaran akademik yang dilakukan oleh dosen.

Cerita Mahasiswa yang Kerap Disuruh Membantu Jurnal Dosen UNTAN

Sumber Tempo yang juga merupakan mahasiswa Untan angkatan 2019 bercerita beberapa kali mengambil mata kuliah dosen tersebut. Dia mengaku, bukan cuma mahasiswa didikan dosen itu saja yang mengalami kejadian kurang mengenakkan tersebut (mahasiswa yang jadi anak bimbingan Dosen Pembimbing Akademik), tapi juga yang pernah mengambil kelas si dosen. Kejadian ini berlangsung sekitar 2019 atau 2020.

"Kalau yang saya pribadi alami, waktu awal semester dan mulai kuliah, dosen itu menggunakan alasan, 'Karena kamu mahasiswa didik saya,' Mau enggak mau saya mengikuti kemauan dia," kata mahasiswa itu kepada Tempo, Jumat, 19 April 2024.

"Kalau saya minta kamu ke rumah, kamu harus bisa soalnya nanti di rumah itu saya bisa kasih kamu nilai, bantu kamu dan yang lainnya," kata si dosen berdasarkan pengakuan mahasiswa. Kemudian, mahasiswa ini datang ke rumah dosen itu dan diminta untuk menyusun jurnal milik si dosen.

Ternyata, dosen tersebut tidak mencantumkan nama-nama mahasiswa yang membantunya dalam proses jurnal ilmiah. Jurnalnya dikhususkan untuk nama dosen itu saja.

Sayangnya, kejadian ini masih berlangsung hingga saat ini. Berdasarkan pengakuan mahasiswa itu, dia mendengar bahwa praktik ini berlanjut ke adik-adik tingkatnya. "Dari mereka juga cerita kalau mereka diminta untuk melakukan hal yang sama. Berulang, sampai saat ini. Kemarin, ada adik tingkat yang masih komplain soal dosen ini."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mahasiswa Dimanfaatkan untuk Kepentingan Pribadi Dosen

Selain untuk keperluan akademik, yakni membantu proses pembuatan jurnal, mahasiswa kerap dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Kepada Tempo, mahasiswa FISIP lainnya mengaku pernah diminta untuk mengantar dan menjemput dosen ke acara pribadi dosen tersebut.

Tak hanya itu, beberapa mahasiswa mengungkap harus berurusan dengan keluarga dosen. "Ada teman saya yang pernah dimintai tolong untuk mengurus anaknya. Bahkan parahnya lagi, sampai minta menyetrika baju anaknya. Hal-hal seperti itu pernah terjadi di teman-teman kami," ujar mahasiswa ini menceritakan kejadian yang dialami rekannya.

Praktik Pelanggaran Akademik Dosen: Mahasiswa Dimintai Uang

Perihal dimintai uang untuk publikasi jurnal ilmiah, seorang mahasiswa Untan lainnya kepada Tempo bercerita ada dua orang temannya yang menjadi korban. Pertama, karena laptop mahasiswa yang rusak karena dipakai oleh dosen itu untuk membantu jurnal si dosen.

"Kata dosen itu, uangnya bakal diganti ketika laptop sudah dibenarkan. Sampai sekarang belum diganti," ujarnya.

Selain itu, perihal masalah publikasi jurnal, dosen itu mengatakan hendak membantu memublikasikan jurnal mahasiswa. Namun, tetap ada imbalan untuk dosen tersebut. "Jadi bayar berapa ratus, baru kemudian dosen itu bantu untuk publish jurnalnya," kata dia.

Menyoal tindakan dosen ini yang selalu meminta tolong kepada mahasiswanya untuk membuat jurnal, mahasiswa ini mengaku tak diberikan imbalan apapun. Nama mereka juga tidak dicantumkan sebagai penulis artikel.

"Takutnya orang berpikir bahwa kami pasti dibayar. Selama bantu dosen ini buat jurnal atau penelitian itu, kami tidak menerima sepeser pun."

Respons Kampus

Dekan FISIP Untan, Herlan, mengatakan, pihak kampus saat ini sedang menyusun tim investigasi. Perihal tindakan dosen itu berdasarkan pengakuan mahasiswa, dia belum bisa berkomentar lebih jauh sebelum tim investigasi menyelesaikan tugasnya.

"Sekarang masih dalam tahap investigasi jadi saya rasa biarkan tim bekerja dulu ya," kata Herlan saat dihubungi, Sabtu, 20 April 2024.

Tempo sudah mencoba menghubungi Rektor Untan Garuda Wiko. Namun, ia belum membalas pesan Tempo hingga berita ini diturunkan. Adapun untuk dosen yang bersangkutan, hingga kini dia belum menanggapi permintaan wawancara atau memberikan keterangan apapun saat dihubungi Tempo.

HENDRIK YAPUTRA

Pilihan Editor: Kasus Dugaan Dosen jadi Joki Nilai Mahasiswa Dinilai Rusak Integritas Sivitas Akademika Untan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

28 menit lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.


Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

5 jam lalu

Nila Armelia Windasari, S.A., M.B.A, Ph.D. (Humas ITB/Anggun Nindita)
Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB menceritakan pengalamannya meraih gelar doktor di usia 27 tahun.


BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

7 jam lalu

Fasilitas riset Cryo-EM BRIN yang berada di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Kabupaten Bogor. Dok. Humas BRIN
BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.


Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

12 jam lalu

Petugas penegak hukum memasuki perkemahan protes untuk mendukung warga Palestina di Universitas California Los Angeles (UCLA), di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Los Angeles, California, AS, 2 Mei 2024. REUTERS/  David Swanson
Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.


Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

13 jam lalu

Mahasiswa UGM menggelar aksi dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di Balairung UGM Kamis, 2 Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

14 jam lalu

Ziad Mansour, duduk di samping puing-puing rumah yang hancur akibat serangan mematikan Israel  di Rafah , Jalur Gaza, 9 Januari 2024. Perang antara Israel dan Kelompok Hamas Palestina di Jalur Gaza sudah memasuki hari ke-100, sejak pertama kali pecah pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sebanyak 23.843 orang di Gaza. REUTERS/Mohammed Salem
Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.


Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

1 hari lalu

Ilustrasi dosen sedang mengajar. shutterstock.com
Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.


Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

1 hari lalu

Pengunjuk rasa pendukung Palestina di Gaza bernyanyi di sebuah perkemahan setelah polisi kampus UCLA meminta para pengunjuk rasa untuk pergi, di Universitas California Los Angeles (UCLA) di Los Angeles, California, AS, 1 Mei 2024. Polisi menangkap para aktivis yang menduduki sebuah gedung di Universitas Columbia dan membersihkan kota tenda dari kampusnya. REUTERS/Mike Blake
Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.


Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

2 hari lalu

Pengunjuk rasa mahasiswa berkemah di dekat pintu masuk Hamilton Hall di kampus Universitas Columbia, di New York, AS, 30 April 2024. Mary Altaffer/Pool via REUTERS
Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.


Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

2 hari lalu

Pengunjuk rasa mahasiswa berkemah di dekat pintu masuk Hamilton Hall di kampus Universitas Columbia, di New York, AS, 30 April 2024. Mary Altaffer/Pool via REUTERS
Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.