TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto hari ini mengundang para mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara untuk bertemu di Kantor Wantimpres, Jakarta Pusat. Para mahasiswa, kata dia, menyampaikan berbagai isu, salah satunya soal masa jabatan Presiden Joko Widodo atau Jokowi 3 periode hingga penundaan Pemilu 2024.
"Saya sampaikan (ke mahasiswa) ini perlu klarifikasi, intinya mengapa meributkan itu tatkala masih berbentuk wacana," kata dia dalam konferensi pers usai pertemuan, Jumat, 8 April 2022.
Wiranto juga menyampaikan ke mahasiswa bahwa siapa pun boleh menyampaikan wacana ke publik. Tapi soal wacana Jokowi 3 periode, eks Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan keamanan ini mengaku meminta mahasiswa untuk berpikir rasional.
Pertama terkait peluang terjadinya Jokowi 3 periode lewat amandemen UUD 1945. Menurut dia, ada banyak sekali syarat untuk mengubah UUD, di antaranya mengumpulkan suara yang setuju. Sementara saat ini, baru 3 partai politik saja yang menyuarakan isu ini.
Kedua, Wiranto menyebut sejauh ini tak ada kegiatan apapun di DPR maupun lembaga pemilu yang mengisyaratkan penundaan pemilu. Ketiga, pemerintah masih sibuk dengan urusan penyehatan ekonomi nasional dan mitigasi Covid-19.
"Jadi tidak ada sama sekali kehendak membahas perpanjangan masa jabatan 3 periode," kata dia. Terakhir, kata Wiranto, Jokowi juga sudah berkali-kali menyampaikan penolakan penundaan Pemilu 2024 atau masa jabatan 3 periode ini.
Ihwal pertemuan ini digelar, kata Wiranto, karena Wantimpres merasa perlu komunikasi antara pimpinan dan yang dipimpin. Selain isu Jokowi 3 periode, Wiranto menyebut mahasiswa juga menyampaikan masalah minyak goreng, energi, sampai perpajakan.
Pertemuan juga digelar menjelang rencana demo oleh BEM Seluruh Indonesia pada 11 April. Salah satu agendanya yaitu menolak penundaan Pemilu 2024 dan Jokowi 3 periode. BEM Seluruh Indonesia adalah kelompok lain dari organisasi gabungan mahasiswa selain BEM Nusantara.
Wiranto juga menjelaskan alasan bertemu dengan BEM Nusantara, bukan dengan BEM Seluruh Indonesia. "Kami tidak memilih-milih, tapi yang hari ini siap adalah BEM Nusantara. Tentu kalau BEM yang lain bersedia, kita terbuka," kata dia.