TEMPO.CO, Jakarta - Survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan mayoritas pemilih Partai Kebangkitan Bangsa tak setuju usul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin soal penundaan Pemilu 2024. Ketua Umum PKB ini memang sempat mewacanakan penundaan pemilu pada akhir Februari lalu.
"Hampir 70 persen pemilih PKB juga tidak setuju dengan klaim Cak Imin," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi, dalam webinar MIPI, Sabtu, 5 Maret 2022.
Tingkat keinginan agar Pemilu 2024 digelar juga lebih tinggi pada warga Muhammadiyah. Menurut hasil survei, sebanyak 80,7 persen ingin Pemilu tetap dilaksanakan.
Tak cuma simpatisan PKB, Burhan mengatakan penolakan terhadap usul penundaan Pemilu juga datang dari simpatisan PAN dan Partai Golkar. Untuk Golkar sebanyak 57 persen minta Pemilu 2024 tetap digelar dan untuk PAN hanya 13 persen yang setuju Pemilu 2024 ditunda.
"Jadi isu penundaan pemilu ini tidak populer, bahkan di kalangan partai pendukungnya," kata Burhan.
Proses survei itu, kata Burhan, dilakukan pada 25 Februari 2022 sampai 1 Maret 2022 atau saat usulan perpanjang masa jabatan presiden sedang ramai dibicarakan. Burhan mengatakan metode survei dilakukan melalui telepon agar bisa segera menangkap respon masyarakat terhadap isu tersebut.
Target populasi survei ini adalah warga negara Indonesia berusia 17 tahun atau sudah menikah dan memiliki akses internet lewat telepon pintar. Besarannya sekitar 69 persen dari total populasi nasional.
Dari total populasi itu, dipilih secara acak 626 responden yang mengisi kuesioner secara online atau computer assisted web interviewing. Margin of error survei penundaan Pemilu 2024 sekitar 4 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca juga: Anggota DPD Ungkap 5 Masalah yang Timbul Jika Pemilu 2024 Ditunda