TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Fraksi NasDem DPR RI, Saan Mustofa meminta para elite politik berhenti mencari-cari alasan untuk melanjutkan wacana perpanjangan masa jabatan presiden. Sejumlah ketua umum partai pendukung pemerintah menggulirkan isu ini dengan dalih macam-macam, dari soal perbaikan ekonomi hingga klaim tingginya angka kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Jokowi.
Saan mengatakan, sejumlah survei memang menunjukkan kepuasan masyarakat terhadap kerja Presiden Jokowi cukup tinggi. "Namun apresiasi yang tinggi dari publik itu, jangan dimanipulasi seakan-akan publik menghendaki penundaan pemilu atau memperpanjang masa jabatan presiden," ujarnya dalam diskusi daring, Kamis, 3 Maret 2022.
Saan meminta wacana perpanjangan masa jabatan presiden dihentikan karena jadwal Pemilu 2024 juga sudah ditetapkan. "Jangan lagi ada pembelokan seolah tingkat kepuasan publik berbanding lurus dengan keinginan masyarakat agar pemilu ditunda," tuturnya.
Pernyataan Saan ini mengacu pada hasil sigi Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis pada hari ini. Hasil survei menunjukkan mayoritas masyarakat sebanyak 66,3 persen cukup atau sangat puas dengan hasil kinerja Presiden Jokowi, dan 29,9 persen kurang atau tidak puas sama sekali dengan kinerja presiden.
Namun hasil survei yang sama juga menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat akan kinerja presiden tidak berkorelasi dengan tingkat penolakan atau tingkat penerimaan terhadap perpanjangan masa jabatan presiden. Mereka yang puas maupun tidak puas dengan kinerja presiden sama sikapnya, yaitu menolak perpanjangan masa jabatan presiden hingga 2027.
"Masyarakat yang puas dengan presiden, mayoritas sekitar 60 persen atau lebih menyatakan lebih memilih untuk tetap melaksanakan pemilu tahun 2024 dan Presiden Jokowi mengakhiri masa jabatannya di tahun 2024," ujar Direktur LSI, Djayadi Hanan, dalam diskusi daring, Kamis, 3 Maret 2022.
Survei LSI ini digelar pada 25 Februari-1 Maret 2022. Survei dilakukan menggunakan kontak telepon. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis sebanyak 1.197 responden, survei ini memiliki toleransi kesalahan (margin of error atau MoE) ±2,89 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Survei ini mewakili 71 persen dari populasi pemilih nasional.
DEWI NURITA