Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Selain Transformasi Digital, Media Massa Harus Punya Model Bisnis yang Tepat

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi koran. Shutterstock
Ilustrasi koran. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berkembangnya teknologi digital menuntut media massa melakukan berbagai inovasi dengan mencari model bisnis yang tepat dan melakukan transformasi digital. Media juga dituntut untuk mengetahui kebutuhan pasar dengan memproduksi berita sesuai target pasar dan platform media.

Hal tersebut mengemuka dalam webinar Indepentent Media Accelerator bertema ‘Bisnis Media di Masa Depan’, Jumat, 11 Februari 2022, yang digagas Tempo Institute, Kominfo, Google, AJI Indonesia, AMSI, dan Visi Integritas.

Direktur Eksekutif Project Multatuli, Evi Mariani, mengatakan tidak ada satu model bisnis yang bisa diterapkan untuk semua media massa. “Di Project Multatuli, kuncinya adalah diversifikasi pendapatan. Model bisnis kami adalah hibah, menjual jasa konten, serta mengembangkan audience revenue melalui subscriber, donasi, membership,” kata Evi.

Menurut dia, membership bukan hanya soal berlangganan dan mendapatkan uang dari pelanggan. Jika memilih jalan ini, cara redaksi bekerja bisa berubah. Ruang redaksi dengan produk jurnalistiknya harus bisa berinteraksi dengan pembaca dan mengetahui apa yang ingin diketahui pembaca.

Project Multatuli meluncurkan program subscriber Kawan M yang pada mulanya memiliki 547 subscriber. Tiap subscriber Kawan M membayar Rp 20 ribu setiap bulan sehingga media ini memperoleh Rp 23 juta setiap bulan. Jumlah itu cukup untuk biaya operasional media dengan sedikit staf.

Masyarakat, lanjut Evi, sebenarnya ingin membaca berita berkualitas. Namun, media online yang ada telah terjebak dengan sistem rating yang mengandalkan clickbait, sehingga pembaca seringkali disajikan ‘informasi sampah’.

Kolaborasi juga menjadi model yang tepat untuk medianya saat ini. Kolaborasi dengan berbagai media dengan ide dan semangat yang sama akan menciptakan ekosistem informasi yang demokratis. 

Selain itu, hal ini bisa memperkecil dampak risiko pemberitaan, terutama berita investigatif. Contohnya, Indonesia Leaks yang merupakan kolaborasi berbagai media untuk liputan sensitif.

Pemimpin Redaksi Suara.com, Suwarjono, mengatakan tiap media memiliki model bisnis masing-masing sesuai dengan target pasar dan pembacanya. Dari 15 model bisnis media yang diterapkan perusahaannya, model bisnis subscriber dan berlangganan tidak bisa diterapkan. Padahal, media besar lain sukses menerapkan model bisnis ini.

“Banyak peluang kita untuk bereksperimen mencari model bisnis media yang sesuai. Ada 200 media di Indonesia yang menerapkan beragam model bisnis,” kata Suwarjono.

Suwarjono juga mengatakan sebagian media, termasuk medianya, memiliki usaha lain di luar bidang media untuk menopang keberlanjutan media itu. Beberapa media di daerah bahkan memiliki bisnis bunga papan, bisnis agensi, atau bahkan bisnis data. 

Selain itu, media memiliki beberapa peran. Ada media yang masih mengandalkan publisher news sebagai model bisnis. Ada juga yang bermain sebagai content provider, meskipun kendalinya tetap dipegang platform global. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kekurangan publisher adalah teknologi. Jika bisa (harus) bangun teknologi dan monetisasi sendiri, sehingga ini menjadi PR bersama,” kata Suwarjono.

Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada, Rahayu, menjelaskan selama ini bisnis media di Indonesia terperangkap pada satu paradigma, yaitu berita disajikan secara gratis kepada pembaca. 

“Paradigma itu harus berubah. Sebenarnya institusi media bukan dicirikan oleh core bisnis news, tetapi layanan institusi media pada akhirnya mempunyai ciri khas, yaitu bersifat lokal dan segmented. Ke depan model bisnis kita sifatnya partisipatori,” kata Rahayu.

Menurut Rahayu, basisnya adalah komunitas dan mengetahui siapa yang dilayani, kemudian engagement community. Saat ini teknologi baru memanjakan konsumen dengan selera individual, sehingga media harus menggunakan medium dan target pasar yang tepat dalam menyajikan sebuah konten.

News Partner Manager Google Indonesia, Ivan Tanggono, mengatakan ada lima hal yang perlu diperhatikan agar media sukses di era digital. Pertama, understand audiens atau tahu behaviour pembacanya. Kedua, menyajikan konten yang sesuai. 

Ketiga, inhance journalism, yaitu menulis berita tradisional dan digital itu berbeda. Lalu, expands distributions, di mana dan channel apa yang bisa digunakan mendistribusikan konten, apakah di web atau media social. Terakhir, bagaimana cara mendapat pendapatan atau revenue.

Direktur Pemberdayaan Informatika Kominfo, Bonifasius Wahyu Pudjianto, mengatakan transformasi digital merupakan keniscayaan yang tidak bisa diabaikan. Salah satu penyebabnya karena tuntutan pandemi dan perubahan culture menjadi new normal, sehingga pola kehidupan dan pola usaha ikut berubah. 

Berkaitan dengan hal itu, Pemerintah Indonesia menetapkan program nasional transformasi digital sebagai akselerasi perubahan tersebut. “Sehingga bisnis media jangan hanya mengutamakan bisnis konvensional tetapi juga harus berubah, memanfaatkan teknologi digital secara maksimal,” ujarnya.

Independent Media Accelerator merupakan upaya Tempo Institute bersama sejumlah lembaga untuk mengakselerasi media media massa agar mampu bersaing di tengah era disrupsi digital saat ini. Ada tiga hal yang ingin diakselerasikan, yaitu kualitas jurnalisme, transformasi digital, dan mencari model bisnis baru. Sementara kegiatan yang dilakukan di antaranya adalah serial webinar, training media, dan fellowship.  

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: Tantangan Media Massa dalam Mengarusutamakan Isu Pendidikan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Sidang Promosi Doktor Ignatius Haryanto, Teliti Transformasi Digital Kompas dan Tempo

5 hari lalu

Sidang promosi doktor Ignatius Haryanto Djoewanto atas disertasi berjudul Disrupsi Digital, Journalistic Field (Arena Jurnalistik), dan Transformative Capital Kompas dan Tempo (1995-2020), di FISIP UI, Jumat, 20 April 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
Sidang Promosi Doktor Ignatius Haryanto, Teliti Transformasi Digital Kompas dan Tempo

Ignatius Haryanto berharap disertasinya ini dapat memberikan masukan kepada para jurnalis dan media.


Tim Mahasiswa Program Bangkit Luncurkan HaQu, Aplikasi Berbasis AI untuk Belajar Membaca Al Quran

29 hari lalu

Halaman pengunduhan Habibul Qur'an (HaQu), aplikasi belajar membaca Al Quran, di Google Play Store.
Tim Mahasiswa Program Bangkit Luncurkan HaQu, Aplikasi Berbasis AI untuk Belajar Membaca Al Quran

Tim mahasiswa lintas perguruan tinggi meluncurkan Habibul Qur'an (HaQu). Aplikasi berbasis AI ini diklaim memudahkan proses belajar membaca Al Quran.


Koalisi Minta Perpres Pembentukan Komite Publisher Rights Partisipatif

48 hari lalu

(Dari kiri) Moderator, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, Ketua Umum IDA Dian Gemiano, Staf Khusus Wakil Menteri Kominfo Indri D. Saptaningrum, dan AI Media Development tvOne.AI Apni Jaya Putra dalam acara Diskusi Terbuka What's Next After Publisher Rights: AI for Media Asosiasi Media Siber Indonesia di Jakarta Pusat, pada Jumat, 24 November 2023. Tempo/Yohanes Maharso Joharsoyo
Koalisi Minta Perpres Pembentukan Komite Publisher Rights Partisipatif

Dewan Pers dan kementerian terkait harus memastikan bahwa gugus tugas yang dibentuk melakukan seleksi anggota komite dengan transparan dan akuntabel.


Panduan untuk Media Massa dalam Memberitakan Kasus yang Melibatkan Anak

25 Februari 2024

Ilustrasi anak mengalami bullying. Freepik.com/gpointstudio
Panduan untuk Media Massa dalam Memberitakan Kasus yang Melibatkan Anak

Pemberitaan media massa soal kasus yang melibatkan anak diatur dalam ketentuan tertulis yang diterbitkan oleh Dewan Pers.


AMSI Optimistis Perpres Publisher Rights Dorong Ekosistem Bisnis Media Jadi Lebih Baik

21 Februari 2024

Wahyu Dhyatmika CEO Tempo Digital (kiri)  dan Maryadi Direktur Bisnis dan Digital Katadata (kanan) terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) periode 2023-2027, pada kongres III yang berlangsung di Hotel El Royale, Bandung 24 Agustus 2023. Foto: Istimewa
AMSI Optimistis Perpres Publisher Rights Dorong Ekosistem Bisnis Media Jadi Lebih Baik

Perpres Publisher Rights dinilai membuka ruang bagi model bisnis baru di luar model bisnis yang mengandalkan impresi atau pencapaian traffic.


AMSI Sebut Publisher Rights Lengkapi Upaya Penyehatan Ekosistem Bisnis Media

21 Februari 2024

Presiden RI Jokowi menghadiri puncak perayaan Hari Pers Nasional 2024 di Ancol, Jakarta, Selasa, 20 Februari 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
AMSI Sebut Publisher Rights Lengkapi Upaya Penyehatan Ekosistem Bisnis Media

Sekretaris Jenderal AMSI Maryadi menyebut Perpres Publisher Rights ini melengkapi upaya AMSI untuk menyehatkan ekosistem bisnis media di Indonesia.


Jokowi Teken Perpres Publisher Rights, Asosiasi Media Siber Indonesia: Akan Berdampak Signifikan

21 Februari 2024

Presiden RI Jokowi memberikan sambutan saat puncak perayaan Hari Pers Nasional 2024 di Ancol, Jakarta, Selasa, 20 Februari 2024. Jokowi menganggap bahwa kebebasan pers di Indonesia masih berjalan dengan baik. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jokowi Teken Perpres Publisher Rights, Asosiasi Media Siber Indonesia: Akan Berdampak Signifikan

Ketua Umum AMSI Wahyu Dhyatmika optimistis Perpres Publisher Rights yang baru diteken Jokowi bakal membuka jalan bagi negosiasi bisnis yang setara.


Perpres Publisher Rights Segera Terbit, Menkominfo: Ini Peluang Berinovasi Industri Pers

20 Februari 2024

(Dari kiri) Moderator, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, Ketua Umum IDA Dian Gemiano, Staf Khusus Wakil Menteri Kominfo Indri D. Saptaningrum, dan AI Media Development tvOne.AI Apni Jaya Putra dalam acara Diskusi Terbuka What's Next After Publisher Rights: AI for Media Asosiasi Media Siber Indonesia di Jakarta Pusat, pada Jumat, 24 November 2023. Tempo/Yohanes Maharso Joharsoyo
Perpres Publisher Rights Segera Terbit, Menkominfo: Ini Peluang Berinovasi Industri Pers

Publisher Rights akan digunakan untuk memberikan keadilan dan kesempatan yang setara antara industri pers dan platform di ranah digital.


Tips Jadi Orang Tua Bijak di Zaman Teknologi Digital

18 Februari 2024

Ilustrasi ibu mengawasi anaknya bermain gadget. shutterstock.com
Tips Jadi Orang Tua Bijak di Zaman Teknologi Digital

Tanggung jawab orang tua saat ini tak hanya memenuhi kebutuhan pokok anak tapi juga mewaspadai penggunaan teknologi digital, terutama lewat gawai.


Pesan Sri Mulyani di Hari Pers Nasional: Harus Mampu Beradaptasi dengan Teknologi Digital

9 Februari 2024

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers Devisa Hasil Ekspor di Kemenko Perekonomian, Jumat, 28 Juli 2023. TEMPO/Riri Rahayu
Pesan Sri Mulyani di Hari Pers Nasional: Harus Mampu Beradaptasi dengan Teknologi Digital

Sri Mulyani mengatakan bahwa insan pers harus mampu beradaptasi dengan situasi teknologi digital yang sangat mempengaruhi pers.