TEMPO.CO, Jakarta - Detesemen Jala Mangkara atau disingkat Denjaka adalah pasukan khusus anti-teror yang dimiliki oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL). Pasukan elite ini terdiri atas gabungan personel Komando Pasukan Katak dan Batalion Intai Amfibi.
Denjaka dibentuk berdasarkan instruksi Panglima TNI kepada Komandan Korps Marinir No. Isn. 01/pIV/1984 pada 13 November 1984. Tugas utamanya yaitu membina kemampuan anti-teror, anti-sabotase, serta berbagai operasi klandestin lainnya.
Pasukan yang bermarkas di Jalan Gunung Sahari Nomor 67 Jakarta Pusat ini diyakini sebagai pasukan elite yang mematikan. Pasalnya, dilansir dari marinir.tnial.mil.id, komando operasional khusus Denjaka berada tepat di bawah Panglima TNI.
Selain itu, menjadi prajurit Denjaka diharuskan memiliki kemampuan terbaik dalam perang, baik di darat, laut, dan udara. Berikut lima fakta menarik seputar Denjaka yang dihimpun Tempo:
1. Terdiri dari Lima Datasemen
Organisasi Denjaka terdiri dari satu tim HQ. Di antaranya, yakni satu tim teknis dan empat elemen operasional. Melansir dari buku berjudul Elite: Pasukan Khusus Indonesia (1950-2008), kelima datasemen itu dirincikan sebagai berikut:
- Datasemen I, bertugas untuk menangani perkara anti-terorisme dan anti-pembajakan,
- Datasemen II, menangani serangan maritim dan misi pengumpulan intelijen,
- Datasemen III, untuk misi pencarian dan penyelamatan,
- Datasemen IV, bertugas permbongkaran bawah air.
2. Anggota Harus Ber-IQ Tinggi
Selain fisik yang harus kuat, anggota Denjaka dituntut untuk memiliki kemampuan IQ tinggi. Hal itu dilakukan karena pasukan elit ini sering melakukan operasi penyusupan. Sehingga dibutuhkan kemampuan menyerap materi secara cepat dan mampu mengaplikasikannya di lapangan.
Dalam proses pendidikan Denjaka, teori di kelas hanya memuat 20 persen saja. Selebihnya mereka akan praktik langsung di medan hutan, laut, dan udara. Karena itu, prajurit harus memiliki kemampuan teori dan praktik yang lebih guna mensukseskan misi rahasianya.
3. Latihan Super Keras dan Ketat
Seperti diberitakan Pusat Pendidikan Markas Besar TNI pada 28 Februari 2014, personel Denjaka harus menyelesaikan pelatihan selama empat bulan. Pelatihan itu disebut dengan Penanggulangan Teror Aspek Laut (PTAL). Materi latihan yang dilakukan di Kawah Candradimuka, Situbondo, sangat keras dan ketat.
Calon prajurit harus melewati terpaan ombak laut yang ganas. Bahkan dalam misi penyelamatannya mereka kerap dilatih dengan posisi tangan dan kaki dalam keadaan terikat. Tak hanya di laut, mereka juga dituntut bertahan hidup di belantara hutan Alas Purwo serta melakoni terjun bebas di malam hari.
4. Dibekali Senjata Mematikan
Mengingat aktivitas yang dijalankan bersifat rahasia, prajurit Denjaka dibekali ragam jenis senjata khusus yang canggih dan tentunya mematikan. Dilansir dari militer.id, beberapa senjata di antaranya yaitu submachine gun MP5, CZ-58, HK PSG1, pistol Beretta, Daewoo K7, HK416, M4, SIG Sauer 9 mm, senapan mesin Minimi M60, Daewoo K3, senapan serbu G36, dan HK P30, Pindad ss-1.
5. Dijuluki Hantu Laut
Istilah “Hantu Laut” kerap disematkan untuk pasukan Denjaka mengingat kemampuannya yang sangat handal dalam menjaga kawasan laut Indonesia dari ancaman atau teror. Tak jarang mereka harus melakukan penyamaran demi menggagalkan sabotase atau pembajakan kapal, misalnya. Berkat kemampuannya itu, setiap prajurit Denjaka diklaim setara dengan 12 prajurit tempur biasa.
HARIS SETYAWAN
Baca juga: Ingin Menjadi Anggota Pasukan Khusus TNI AL Denjaka Kormar?