TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Panitia Pelaksana Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama, Imam Aziz, mengatakan pembahasan materi dalam muktamar NU akan dipadatkan. Hal ini seiring masa sidang muktamar yang diperpendek dari awalnya tiga hari, 22-24 Desember, menjadi dua hari, 22-23 Desember 2021.
"Situasi normal kan nyantai. Kalau sekarang kita sudah siapkan sebelumnya. Materi-materi kita sudah bahas di pra-muktamar," kata Imam saat dihubungi, Selasa, 21 Desember 2021.
Imam mengatakan pembahasan hanya seperlunya dan untuk pengambilan keputusan-keputusan penting saja. Ia menjamin meski dipersingkat, namun kualitas dari muktamar tak akan berkurang.
"Kalau isu kualitas itu enggak mengurangi karena kita sudah bahas sebelum muktamar. Jadi muktamar ini hanya meresmikan keputusan-keputusannya," kata Imam.
Imam mengatakan nantinya akan ada 6 komite yang akan paparkan program. Mulai dari masalah keagamaan aktual, organisasi, hingga rekomendasi hal aktual di Indonesia. Semua itu, kata dia, sudah dibahas di pra muktamar.
Sedangkan hari kedua nanti, akan lebih fokus pada pemilihan Rais Aam dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Pemilihan Ketua Umum PBNU akan dilakukan lewat mekanisme voting. Sedangkan pemilihan Rais Aam akan ditentukan oleh ahlul halli wal ‘aqdi (ahwa).
Imam mengatakan ahwa terdiri 9 Rais syuriah yang paling banyak dipilih oleh tiap cabang. Dalam Muktamar NU, 9 nama itu akan ditentukan. "Jadi nama-nama yang masuk dari berbagai wilayah cabang itu kan masing-masing bisa ribuan orang yang dimasukkan, tapi nanti yang diambil 9 orang dengan nominasi tertinggi," kata Imam.
Baca juga: Katib Syuriah PWNU Jawa Tengah Meninggal Saat Berangkat ke Muktamar NU