Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Asal-asul Sapaan Bung, Benarkah Berawal dari Bung Karno?

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Patung Presiden RI ke-1 Sukarno di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Ahad, 6 Juni 2021. Patung bernama Bung Karno Berkuda ini diresmikan langsung oleh putri Sukarno sekaligus Presiden RI ke-6, Megawati Soekarnoputri bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subiano. TEMPO/Muhammad Hidayat
Patung Presiden RI ke-1 Sukarno di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Ahad, 6 Juni 2021. Patung bernama Bung Karno Berkuda ini diresmikan langsung oleh putri Sukarno sekaligus Presiden RI ke-6, Megawati Soekarnoputri bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subiano. TEMPO/Muhammad Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kata sapaan banyak digunakan untuk mereka yang bergaul dengan situasi dan rentang umur yang sama. Setidaknya mereka memiliki persamaan nasib, sehingga banyak menimbulkan kata-kata sapaan. Hal ini juga hadir ketika penggunaan kata “Bung” yang populer pada awal-awal kemerdekaan.

Kepopuleran sapaan “Bung” membuat semua orang bisa menggunakannya dan bisa digunakan untuk menyapa siapa pun. Orang-orang ketika itu percaya bahwa kata “Bung” memiliki makna persaudaraan dan kesetaraan. Dengan hal ini tidak heran jika panggilan tersebut sangat populer ketika itu.

Achmad Notosoetardjo dalam bukunya Revolusi Indonesia Berdasarkan Adjaran Bung Karno menuliskan bahwa penggunaan kata “Bung” dipopulerkan oleh Bung Karno sendiri. Panggilan itu dipopulerkannya untuk panggilan kepada setiap insan Indonesia yang revolusioner dan memiliki cita-cita melenyapkan imperialisme-kolonialisme dan kapitalisme.

Dari cita-cita Bung Karno sendiri dapat dilihat bahwa penggunaan kata “Bung” sendiri menjadi propaganda Bung Karno. Hal ini dapat dilihat ketika Bung Karno menginginkan lukisan dengan pesan propaganda yang membakar semangat para pemuda. Bung Karno ingin poster tersebut berisikan pesan sederhana dan kuat.

Untuk mewujudkan keinginannya tersebut, Sukarno memilih Affandi sebagai pelukis untuk poster tersebut. Affandi ketika itu melukiskan tokoh pelukis Dullah. Tokoh Dullah digambarkan dengan menggenggam bendera merah putih dengan kedua tangan yang terikat rantai.

Melihat poster dengan lukisan yang sudah dibuat oleh Affandi, penyair Chairil Anwar memberi kata-kata pada poster tersebut, “Boeng, Ajo Boeng!” poster tersebut juga menyebar ke berbagai penjuru Indonesia. Chairil memperoleh kata-kata tersebut dari para wanita tuna susila di Senen ketika para wanita itu menawarkan jasa.

Kata "Bung" memiliki kesamaan dengan sebutan "Citizen" dalam Revolusi Prancis atau "Kamerad" dalam Revolusi Rusia. Hal inilah yang membuat sapaan "Bung" terdengar revolusioner dengan hadirnya tambahan makna seperti saudara serevolusi, saudara nasionalis Indonesia, ataupun saudara serepublik.

GERIN RIO PRANATA

Baca juga: Megawati Sebut Bung Jokowi, Ingin Populerkan Kembali Panggilan Bung

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengulik 7 Alasan di Balik Banyaknya Patung Bung Karno yang Dibuat

1 hari lalu

Pekerja menyelesaikan pembangunan patung Bung Karno di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Jumat 22 September 2023. Pembangunan patung Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno dengan tinggi 10 meter dengan anggaran biaya sebesar Rp495.173.220 tersebut ditargetkan rampung pada bulan Desember 2023 ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Mengulik 7 Alasan di Balik Banyaknya Patung Bung Karno yang Dibuat

Satu tokoh yang paling sering diabadikan dalam bentuk patung adalah Sukarno atau dikenal Bung Karno, sang proklamator dan Presiden Pertama RI.


Daftar 8 Lokasi Patung Bung Karno yang Ada di Indonesia

2 hari lalu

Penjual keliling mengamati Patung Bung Karno Berkuda yang baru diresmikan di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Ahad, 6 Juni 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat
Daftar 8 Lokasi Patung Bung Karno yang Ada di Indonesia

Patung sang Proklamator tersebar di beragam daerah di Tanah Air, berikut adalah daftar 8 lokasi di antaranya, yang terdapat patung Bung Karno:


Patung Sukarno di Banyuasin Senilai Rp 500 juta Dianggap Tidak Mirip, Ini Detail Proyeknya

2 hari lalu

Pekerja menyelesaikan pembangunan patung Bung Karno di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Jumat 22 September 2023. Pembangunan patung Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno dengan tinggi 10 meter dengan anggaran biaya sebesar Rp495.173.220 tersebut ditargetkan rampung pada bulan Desember 2023 ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Patung Sukarno di Banyuasin Senilai Rp 500 juta Dianggap Tidak Mirip, Ini Detail Proyeknya

Viral mengenai berita patung Sukarno atau Bung Karno yang tak mirip di Banyuasin, Sumatera Selatan. Anggarannya sekitar Rp 500 juta.


Mengaku Sempat Bertemu Megawati, Ini yang Dibahas Ridwan Kamil

21 hari lalu

Ridwan Kamil di GIIAS 2023. (Foto: TEMPO/ Erwan Hartawan)
Mengaku Sempat Bertemu Megawati, Ini yang Dibahas Ridwan Kamil

Ridwan Kamil akui sempat bertemu dengan Ketum PDIP Megawati, bahkan beberapa kali.


Ahmad Basarah: Bung Karno Mewariskan Pancasila

31 hari lalu

Ahmad Basarah: Bung Karno Mewariskan Pancasila

Dengan Pancasila, bangsa Indonesia bisa mencari sendiri cara-cara luhur untuk memecahkan persoalan kebangsaan.


Ganjar-Puan-Gibran Dijadwalkan Bersua di Semarang Hari Ini, Ada Apa?

32 hari lalu

Ketua DPR RI, Puan Maharani (kanan) makan malam bersama Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka di Solo, Jawa Tengah, Sabtu malam, 27 Mei 2023. Foto:  Humas Pemerintah Kota Solo
Ganjar-Puan-Gibran Dijadwalkan Bersua di Semarang Hari Ini, Ada Apa?

Ganjar, Puan dan Gibran dijadwalkan bakal bersua di Semarang, Jawa Tengah, hari ini. Sebanyak 33 ribu kader PDIP juga bakal hadir.


33 Ribu Kader PDIP Akan Konsolidasi di Semarang, Hadirkan Hologram Bung Karno

32 hari lalu

Logo PDIP
33 Ribu Kader PDIP Akan Konsolidasi di Semarang, Hadirkan Hologram Bung Karno

Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto menyebut konsolidasi merupakan tanda dimulainya pergerakan pasukan pemenangan partai berlambang banteng itu.


Alasan Sukarno Pilih 17 Agustus 1945 untuk Proklamasi, Ada Nilai Spiritual yang Diyakininya

39 hari lalu

Soekarno Presiden pertama Indonesia di Jakarta, saat para fotografer meminta waktu untuk memfotonya Presiden Sukarno tersenyum, dengan mengenakan seragam dan topi, sepatu juga kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Sejarah mencatat sedikitnya Tujuh Kali Soekarno luput, Lolos, Dan terhindar dari kematian akibat ancaman fisik secara langsung, hal yang paling menggemparkan adalah ketika Soekarno melakukan sholat Idhul Adha bersama, tiba tiba seseorang mengeluarkan pistol untuk menembaknya dari jarak dekat, beruntung hal ini gagal. (Getty Images/Jack Garofalo)
Alasan Sukarno Pilih 17 Agustus 1945 untuk Proklamasi, Ada Nilai Spiritual yang Diyakininya

Mengapa Sukarno bersikeras melakukan proklamasi pada 17 Agustus 1945? Berikut beberapa alasannya antara lain terkait bulan Ramadan, dan Jumat Legi.


5 Tempat Pengasingan Bung Karno yang Kini Jadi Tempat Wisata

40 hari lalu

Wisatawan mengunjungi situs bekas rumah pengasingan Bung Karno di Jalan Perwira, Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, 19 Oktober 2015. Rumah ini menyimpan barang-barang peninggalan Soekarno saat diasingkan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1934-1938. TEMPO/Frannoto
5 Tempat Pengasingan Bung Karno yang Kini Jadi Tempat Wisata

Di tempat pengasingan itu, tidak mematikan semangat Bung Karno mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka.


Mengenang Inggit Garnasih, Sukarno: Selama Ini Kau Jadi Tulang Punggungku

41 hari lalu

Inggit ganarsih
Mengenang Inggit Garnasih, Sukarno: Selama Ini Kau Jadi Tulang Punggungku

Inggit Garnasih dampingi Sukarno dalam masa-masa sulit. Lulusan madrasah ibtidaiyah ini menjahit baju, membuat jamu untuk dukung perjuangan Bung Karno