Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jenderal Soedirman, Panglima Besar TNI yang Tidak Alami Sekolah Militer

Reporter

image-gnews
Pedagang melintasi mural bergambar Jenderal Besar Soedirman di Jalan Pluit Raya III, Jakarta Utara, Rabu, 5 Agustus 2020. Dengan mengusung tema perjuangan para pahlawan serta detik-detik proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, mural tersebut menjadi media untuk terus mengingat sejarah dan perjuangan pahlawan bangsa untuk memerdekakan Indonesia. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Pedagang melintasi mural bergambar Jenderal Besar Soedirman di Jalan Pluit Raya III, Jakarta Utara, Rabu, 5 Agustus 2020. Dengan mengusung tema perjuangan para pahlawan serta detik-detik proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, mural tersebut menjadi media untuk terus mengingat sejarah dan perjuangan pahlawan bangsa untuk memerdekakan Indonesia. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Iklan

TEMPO.CO, JakartaSoedirman terpilih menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada usia 29 tahun. Terpilihnya Jenderal Soedirman menjadi Panglima TKR terjadi karena kemenangannya atas voting di Markas Tinggi TKR Gondokusuman, Yogyakarta, pada tanggal 12 November 1945.

Dilansir dari “Seri Buku Tempo: Soedirman Seorang Panglima, Seorang Martir”, pada saat itu, sebenarnya sedang berlangsung rapat koordinasi dan strategi menghadapi kemungkinan agresi Belanda yang mendompleng tentara Sekutu. Tetapi, tiba-tiba Kolonel Holland Iskandar, mantan perwira Pembela Tanah Air (Peta), menginterupsi pemimpin sidan, Oerip Soemohardjo.

Holland meminta peserta rapat memilih pemimpin tertinggi TKR yang baru dibentuk seminggu sebelumnya. Holland meyakinkan peserta rapat bahwa TKR sangat membutuhkan seorang pemimpin atau Panglima Besar.

Karena itu, A.H. Nasution dalam bukunya berjudul “TNI Jilid 1, menulis bahwa ia curiga pembelokan agenda pertemuan Gondokusuman tersebut sudah diatur sebelumnya. Sehingga interupsi yang dilakukan Holland hanyalah akting belaka karena banyaknya dukungan dari peserta rapat yang berlatar belakang eks Peta.

Tjokropranolo dalam bukunya berjudul “Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman” menulis bahwa pemilihan berlangsung dalam tiga tahap. Pada tahap pertama dan kedua diberlakukan sistem gugur.

Dalam putaran ketiga, Soedirman keluar sebagai pemenang yang berhasil mengalahkan nama-nama besar. Misalnya Amir Sjarifoeddin, Moeljadi Djojomartono bahkan Urip Sumohardjo, tokoh militer didikan Belanda yang berjiwa patriotik, yang berada di posisi kedua.

Terpilihnya Jenderal Soedirman menjadi Panglima Besar TKR ini, dalam catatan Nasution, karena pada masa itu TKR didominasi eks Peta, unsur yang juga merupakan latar belakang Soedirman. Selain dukungan yang luas dari para tentara bekas Peta, Soedirman juga mendapatkan dukungan dari Kolonel Moh. Noch. Nasution, yang mewakili enam divisi di Sumatera.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dilansir dari Majalah Tempo Edisi 12 November 2021, banyaknya pengalaman Soedirman membuatnya tidak sulit terpilih menjadi panglima. Soedirman, sewaktu dirinya memimpin Resimen I/Divisi I TKR, berhasil menggembosi Jepang dan mengambil alih gudang senjatanya. Jenderal Soedirman juga berhasil menahan sekutu dalam pertempuran Ambarawa.

Jenderal Soedirman terpilih bukan karena pendidikan yang ditempuhnya di akademi militer, tetapi karena kecakapan dan keberaniannya yang luar biasa. Dengan badan kurus dan perawakan yang lemah, semangat dan jiwa Soedirman melampaui penampilannya itu.

Taufik Adi Susilo dalam bukunya berjudul “Soedirman: Biografi Singkat 1916-1950, menulis bahwa pemilihan ini mencerminkan semangat zaman waktu itu, yaitu semangat revolusi. Rakyat muak terhadap sistem kolonialisme Hindia-Belanda dan sistem militerisme Jepang. Banyak pikiran rasional yang tidak terakomodasi akibat emosi bawah sadar yang ikut menentukan terpilihnya Soedirman.

Dilansir dari laman tniad.mil.id, hal itulah yang membuat Jenderal Soedirman terpilih sebagai Panglima. Panglima yang terpilih bukan karena nalar rasional dan keterampilan teknis yang tinggi seperti produk didikan Barat, melainkan yang terpilih adalah seorang anak rakyat, dibesarkan di desa, yang oleh gelombang revolusi terlempar ke atas, dan menjadi tonggak kepercayaan mayoritas panglima divisi dan komandan resimen yang hadir pada waktu itu.

NAUFAL RIDHWAN ALY

Baca juga: HUT TNI, Jenderal Soedirman Punya 3 Jimat Sakti, Apa Itu?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

1 hari lalu

Suasana aparat gabungan TNI-Polri dari Brimob dan Kopassus diturunkan ke Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua Tengah, untuk memburu kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) setelah pembakaran sekolah di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua Tengah, Jumat, 3 Mei 2024. Dok. Humas Polda Papua
TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.


Alasan TNI Pakai Computer Assisted Tes BKN dalam Penerimaan Calon Taruna 2024

3 hari lalu

Waaspers Panglima TNI Brigjen TNI Agus Hadi Waluyo saat membuka TKD Penerimaan Calon Taruna Akademi TNI Tahun Anggaran 2024 di Kantor Pusat BKN, Jakarta, Kamis 2 Mei 2024. ANTARA/HO-BKN
Alasan TNI Pakai Computer Assisted Tes BKN dalam Penerimaan Calon Taruna 2024

Tes Kompetensi Dasar (TKD) Penerimaan Calon Taruna Akademi TNI 2024 menggunakan computer assisted test (CAT) Badan Kepegawaian Negara (BKN)


Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

4 hari lalu

Panglima TPNPB Kodap VIII Intan Jaya Brigadir General Undius Kogeya bersama pasukannya. Sumber: TPNPB OPM
Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.


Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

4 hari lalu

Dirregident Korlantas Polri Brigjen Pol Yusri Yunus (kanan), Kasat Lantas Polres Bogor AKP Dicky Anggi Pranata (tengah) melakukan penutupan jalan menuju kawasan Puncak saat pemberlakuan Car Free Night di Tol Jagorawi pintu keluar Gadog, Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 31 Desember 2022. Polres Bogor memberlakukan Car Free Night di kawasan Puncak pada malam Tahun Baru mulai pukul 18.00 WIB 31 Desember 2022 hingga pukul 06.00 WIB 1 Januari 2023, arus lalu lintas menuju Puncak atau Cianjur dialihkan melalui Jonggol atau Sukabumi. Hal ini guna mengatur arus masuknya agar tercipta kelancaran dalam perjalanan saat car free night di malam pergantian tahun 2023. TEMPO/M Taufan Rengganis
Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.


Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

4 hari lalu

Polisi militer memeriksa kendaraan dinas TNI saat pelaksanaan operasi Penegakan Ketertiban (Gaktib) dan Yustisi di bypass jalan Jenderal A. Yani, Jakarta, Rabu, 15 Maret 2023. Detasemen Polisi Militer Kogartap I Jakarta menggelar razia rotator dan mobil pelat TNI. TEMPO/Tony Hartawan
Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.


Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

4 hari lalu

Ilustrasi pasukan TNI AL. ANTARA/Yusran Uccang
Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

Video viral anggota TNI AL yang cekcok dengan sopir truk katering di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor pada Senin, 29 April 2024.


TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

4 hari lalu

Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI Mayjen TNI Yusri Nuryanto usai upacara pembukaan gelar Operasi Penegakan Ketertiban (Opsgaktib) dan Yustisi Pom TNI TA 2024 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat, 8 Maret 2024. Tempo/Yohanes Maharso Joharsoyo
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.


TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

4 hari lalu

Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Chandra Kurniawan. Foto: ANTARA/Evarukdijati
TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

Kodam XVII/Cenderawasih membenarkan ada serangan dari TPNPB kepada Satgas Yonif 527/BY yang sedang berpatroli di Kampung Bibida, Paniai, Papua


TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

4 hari lalu

Sebby Sambom. phaul-heger.blogspot.com
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.


Prabowo Pakai Baret Merah Saat Hadiri HUT ke-72 Kopassus, Ini Arti Baret Merah

4 hari lalu

Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih, Prabowo Subianto, menghadiri upacara peringatan HUT ke-72 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Cijantung, Jakarta Timur, Selasa, 30 April 2024. Perayaan HUT ke-72 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) mengangkat tema Mengabdi Dengan Kehormatan Pelindung Sejati Kedaulatan. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Prabowo Pakai Baret Merah Saat Hadiri HUT ke-72 Kopassus, Ini Arti Baret Merah

Prabowo mengenakan baret merah saat menghadiri peringatan HUT Kopassus ke-72. Apa arti baret merah?