Tiga Pesan Soeharto kepada Presiden Soekarno Pasca G30S

Reporter

Letjen Soeharto (kiri), Soekarno, Sultang Hamengku Buwono IX, dan Adam Malik pada rapat Kabinet Ampera1, 25 Juli 1966. Dok. Rusdi Husein
Letjen Soeharto (kiri), Soekarno, Sultang Hamengku Buwono IX, dan Adam Malik pada rapat Kabinet Ampera1, 25 Juli 1966. Dok. Rusdi Husein

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam artikel majalah Tempo berjudul “Kisah-Kisah Oktober 1965” edisi 6 Oktober 1984, Bambang Wijanarko, ajudan Soekarno, menceritakan kisahnya pasca G30S. ia bercerita ketika pada pagi hari di awal Oktober 1965 untuk latihan upacara peringatan Hari ABRI.

Saat itu, Bambang melatih enam batalion. Tetapi, baru setengah berjalan latihan tersebut, tiba-tiba datang Kostrad yang menarik pasukannya. Seketika Bambang langsung merasa ada yang janggal. Ia kemudian pergi ke Istana untuk bertemu Presiden Soekarno.

Sesampainya di Istana, rasa janggal Bambang semakin besar karena Presiden tidak ada di tempat dan Istana kosong. “Katanya, Bung Karno ada di Halim Perdanakusuma,” kata Bambang.

Bambang kemudian mendapat laporan penculikan tujuh jenderal dari Kolonel Supardjo yang berasal dari Markas Besar Angkatan Darat. Rasa janggal Bambang kemudian langsung luntur dan mengerti apa yang telah terjadi.

Setelah itu, Bambang bergegas pergi ke Halim untuk bertemu Presiden dan pergi ke Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat atau Kostrad untuk menghadap Mayor Jenderal Soeharto.

Soeharto menanyakan keberadaan Soekarno kepada Bambang. Setelah mengetahui keberadaan Soekarno, Soeharto kemudian menitipkan tiga pesan kepada Bambang untuk disampaikan kepada Soekarno. 

Pertama, segala perintah tentang Angkatan Darat dari Presiden Soekarno harus disampaikan pada Pak Harto. Kedua, Jenderal Pranoto tidak bisa menghadap Bung Karno. Ketiga, Bambang harus bujuk Soekarno untuk tinggalkan Halim, secepatnya.

Perlu diketahui bahwa selama pergolakan G30S 1965, Presiden Soekarno sempat berpindah tempat persembunyian beberapa kali. Dari Wisma Yaso, Jalan Gatot Subroto, Bung Karno juga sempat di Grogol, di rumah istrinya, Harjati sebelum kemudian ke Landasan Udara Halim Perdanakusuma.

“Atas tiga pesan itu, saya kembali ke Halim. Menghadap Bung Karno,” kata Bambang.

NAUFAL RIDHWAN ALY

Baca juga: Elite TNI AD, Mengapa Soeharto Tak Masuk Daftar Jenderal yang Diculik G30S?








Piala Dunia U-20 Batal di Indonesia, Medsos Ganjar Pranowo Ramai Tuai Kritik

10 jam lalu

Akun Instagram Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo diserbu ratusan ribu netizen yang menumpahkan kekesalannya setelah FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Ganjar merupakan salah satu kepala daerah yang menolak kedatangan timnas Israel dalam Piala Dunia U-20. Instagram/Ganjar Pranowo
Piala Dunia U-20 Batal di Indonesia, Medsos Ganjar Pranowo Ramai Tuai Kritik

Sebagai kader PDIP, Ganjar mengatakan memegang teguh amanat Bung Karno untuk terus mendukung kemerdekaan Palestina.


Kisah Adam Malik: Diplomat Ulung, Wartawan dan Tokoh Empat Zaman

6 hari lalu

24_seni_adammalik
Kisah Adam Malik: Diplomat Ulung, Wartawan dan Tokoh Empat Zaman

Pada 23 Maret 1978, Adam Malik jadi Wakil Presiden. Dia dipercaya Soeharto untuk mendampinginya sebagai ganti Sultan Hamengku Buwono IX. Ini jejaknya


Gemala Hatta Dorong Mahasiswa Politeknik Tempo jadi Penulis Berintegritas

7 hari lalu

Cendekiawan Gemala Rabi'ah Hatta saat berdiskusi dengan mahasiswa Politeknik Tempo dalam talkshow
Gemala Hatta Dorong Mahasiswa Politeknik Tempo jadi Penulis Berintegritas

Putri kedua Bung Hatta, Gemala Hatta, berbagi pengalaman dan mengajarkan mahasiswa Politeknik Tempo untuk menjadi insan yang penuh integritas.


Alasan Kader Perempuan GMNI Dipanggil 'Sarinah', Terinspirasi dari Pengasuh Soekarno

8 hari lalu

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). TEMPO/ Gita Carla
Alasan Kader Perempuan GMNI Dipanggil 'Sarinah', Terinspirasi dari Pengasuh Soekarno

Sarinah adalah perempuan pengasuh Soekarno yang sudah menjadi bagian dari keluarganya. Ia jadi panggilan kader perempuan GMNI.


Posisi Terhormat Disiapkan PAN Jika Wiranto Bergabung, Ini profil Eks Ketua Umum Hanura

8 hari lalu

Presiden Joko Widodo memberi ucapan selamat kepada Wiranto yang baru dilantik sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden di Istana Negara, Jakarta, 13 Desember 2019. Tempo/Subekti
Posisi Terhormat Disiapkan PAN Jika Wiranto Bergabung, Ini profil Eks Ketua Umum Hanura

Wiranto disebut akan bergabung dengan PAN, posisi strategis pun sudah disiapkan. Ini profil eks Panglima TNI dan mantan Ketua Umum Hanura.


Julukan untuk Presiden RI dari Sukarno hingga SBY, APDESI Siapkan Jokowi Bapak Pembangunan Desa

9 hari lalu

Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri hadir dan bersalaman hangat Presiden ke 6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), usai prosesi pemakaman Ani Yudhoyono di Tempat Makam Pahlawan (TMP) Kalibata pada Ahad, 2 Juni 2019.  Tempo/Dewi Nurita
Julukan untuk Presiden RI dari Sukarno hingga SBY, APDESI Siapkan Jokowi Bapak Pembangunan Desa

Selama ini Jokowi belum memiliki gelar atau julukan. Padahal keenam Presiden Indonesia lainnya memiliki sebutan masing-masing sesuai jasanya.


Rencana APDESI Beri Gelar Jokowi Bapak Pembangunan Desa, Mirip Julukan Soeharto

10 hari lalu

Presiden Jokowi membagikan kaos dan paket sembako untuk warga dan pedagang di Pasar Baleendah, Kabupaten Bandung, Ahad, 5 Maret 2023. Selain paket sembako, Presiden Jokowi juga membagikan bantuan kemasyarakatan berupa amplop modal usaha sebesar Rp 1,2 juta pada sejumlah pedagang pasar saat kunjungan kerja ke Kabupaten Bandung. TEMPO/Prima mulia
Rencana APDESI Beri Gelar Jokowi Bapak Pembangunan Desa, Mirip Julukan Soeharto

Perangkat desa yang tergabung dalam Apdesi sejak 2019 berencana beri gelar Jokowi Bapak Pembangunan Desa. Julukan itu mirip dengan julukan Soeharto.


Profil Kiswadi Agus, Sosok yang Getol Inginkan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional dari Tahun ke Tahun

15 hari lalu

Yayasan Keluarga Besar Soeharto (YKBS), Kiswadi Agus. Dok. JogloSemarNews
Profil Kiswadi Agus, Sosok yang Getol Inginkan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional dari Tahun ke Tahun

Presiden Soeharto beberapa kali diajukan sebagai pahlawan nasional, banyak pula penolakannya. Kiswadi Agus terus berusaha untuk itu. Ini alasannya.


Pencetus Terbitnya Supersemar, Pintu Masuk Pemerintahan Orde Baru, Begini Kronologinya

19 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
Pencetus Terbitnya Supersemar, Pintu Masuk Pemerintahan Orde Baru, Begini Kronologinya

Pada 11 Maret 1966, Presiden Soekarno memberikan Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar kepada Pangkopkamtib Soeharto. Begini isinya.


62 Tahun Kostrad: Ini Tiga Pangkostrad yang Paling Berpengaruh

23 hari lalu

Ajudan presiden Kolonel Wiranto (kanan belakang) mendampingi Presiden Soeharto di Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, 1991. Wiranto pernah menjadi ajudan Presiden Soeharto pada 1987 hingga 1991. Dok. TEMPO/Rini P.W.I
62 Tahun Kostrad: Ini Tiga Pangkostrad yang Paling Berpengaruh

Dari 44 Pangkostrad selama 62 tahun perjalanan, terdapat beberapa nama yang berhasil menapaki karier cemerlang, baik di dunia militer maupun politik.