TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia akan kedatangan vaksin Johnson & Johnson pada bulan September mendatang. Budi mengatakan vaksin ini merupakan grant alias hibah dari pemerintah Belanda.
"Kita akan kedatangan Johnson & Johnson, grant dari Belanda, harusnya akan datang (tapi) itu tergeser bulan depan," kata Budi Gunadi dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu, 25 Agustus 2021.
Budi mengatakan vaksin Johnson & Johnson ini cukup disuntikkan satu kali. Ini berbeda dengan vaksin-vaksin lainnya yang sudah tiba di Indonesia yang memerlukan dua kali penyuntikan. Meski begitu, Budi belum merinci jumlah vaksin Johnson & Johnson yang akan diterima serta tanggal pasti kedatangannya.
Johnson & Johnson sebelumnya menyatakan vaksin mereka 66 persen efektif terhadap berbagai varian baru Covid-19. Beberapa negara sempat mengeluarkan vaksin buatan Johnson & Johnson dari daftar vaksin untuk Covid-19 karena terjadinya kasus pembekuan darah. Namun, vaksin ini kini telah kembali didistribusikan di Eropa dan Amerika Serikat.
Badan regulator obat-obatan Uni Eropa (EMA) menyatakan manfaat yang ditawarkan vaksin Johnson & Johnson melebihi risiko pembekuan darah, yang kejadiannya pun langka. EMA meminta Johnson & Johnson memberikan catatan ihwal risiko tersebut serta memberikan panduan diagnosis sejelas mungkin.
Selain itu, Budi mengatakan Indonesia juga akan mengalami puncak kedatangan vaksin Pfizer, AstraZeneca, dan Sinovac pada bulan September mendatang. Total, kata dia, akan ada sekitar 80 juta dosis yang tiba di Indonesia.
"Kami juga sudah memiliki gambaran rencana kedatangan vaksin di bulan September kembali lagi bahwa sebagian besar vaksin akan datang mendekati akhir bulan," ujarnya.
Budi mengatakan Kemenkes telah menerima 134 juta dosis vaksin Covid-19 hingga Selasa kemarin, 24 Agustus 2021. Sebanyak 119 juta dosis di antaranya, kata dia, sudah berada di pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
Ia mengatakan 92 juta dosis di antaranya telah disuntikkan kepada masyarakat sehingga tersisa 17 juta dosis di provinsi-provinsi. Sebanyak 4 juta dosis lainnya masih dalam perjalanan.
Secara keseluruhan, kata Budi, pemerintah sudah mengamankan 458 juta dosis vaksin. Ia mengatakan jumlah ini lebih dari cukup untuk 216 juta target sasaran vaksinasi di Indonesia.
Budi pun optimistis laju penyuntikan vaksinasi akan lebih tinggi. Ia membandingkan, dari Januari hingga Juni 2021 atau dalam enam bulan, Indonesia kedatangan 70 juta dosis vaksin.
Nantinya, kata dia, pemerintah harus menyuntikkan 80 juta dosis vaksin dalam jangka waktu satu bulan. "Jadi memang laju percepatan vaksinasi akan jauh lebih tinggi," ujarnya.
BUDIARTI UTAMI PUTRI
Baca: Menkes Sebut Sudah 34 Persen Nakes Disuntik Vaksin Booster