Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kemenangan Taliban dan Dampaknya pada Kegiatan Terorisme di Indonesia

Reporter

image-gnews
Seorang anggota Taliban berjaga saat orang-orang berjalan di pintu masuk Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, 16 Agustus 2021. Diketahui sebelumnya Taliban menggunakan senapan AK-47, tetapi kini pasukan tersebut telah menggunakan senjata milik Amerika Serikat M16. REUTERS/Stringer
Seorang anggota Taliban berjaga saat orang-orang berjalan di pintu masuk Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, 16 Agustus 2021. Diketahui sebelumnya Taliban menggunakan senapan AK-47, tetapi kini pasukan tersebut telah menggunakan senjata milik Amerika Serikat M16. REUTERS/Stringer
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Taliban telah mengambil alih kepemimpinan Afghanistan sejak pekan lalu. Hingga kini, ribuan orang masih berusaha meninggalkan Afghanistan. Peristiwa terssebut, jelas berdampak bagi Indonesia sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Badan Intelijen Negara atau BIN mendeteksi jaringan teroris di Indonesia yang ditengarai dekat dengan kelompok Taliban di Afghanistan.

Sejumlah pengamat, ahli, mantan pelaku terorisme, hingga Badan Intelejen Negara (BIN) menanggapi beragam soal kepemimpinan Taliban di Afghanistan da dampaknya bagi terorisme di tanah air. Berikut adalah beberapa tanggapan pengamat tersebut yang Tempo rangkum:


1. Efek jangka panjang dari kebangkitan Taliban

Pengamat teroris Noor Huda Ismail menilai ada efek jangka panjang dari kebangkitan Taliban di Afganistan dengan pergerakan kelompok teroris di Indonesia. Dampak jangka panjang itu berupa human security atau keamanan manusia. "Itu akan menginspirasi kelompok-kelompok yang pro negara Islam. Efek dominonya itu loh yang dikhawatirkan," ujar Noor Huda saat dihubungi pada Rabu, 18 Agustus 2021.

Bahkan, kata Noor Huda, anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) merasa senang ketika mendengar kabar bahwa kelompok Taliban berhasil menduduki Kabul, Afganistan. Menurut dia,  kelompok teroris yang ada di Indonesia seperti mendapat inspirasi, di mana mereka melihat bahwa kelompok Taliban mampu menunggu selama 20 tahun untuk akhirnya bisa kembali menduduki Afganistan.

Namun, inspirasi itu bukan soal akan maraknya aksi teror, tetapi lebih ke perubahan ideologi dan atau pola hidup. "Kita (dalam artian kelompok teroris) will do the same. Menangkan dulu hati orang untuk mengubah sistem. Ancaman terbesarnya di perubahan sistem negara," ucap Noor Huda.

2. BIN deteksi jaringan teroris yang diduga dekat dengan Taliban

Badan Intelijen Negara atau BIN mendeteksi jaringan teroris di Indonesia yang ditengarai dekat dengan kelompok Taliban di Afghanistan. "Setelah kemenangan Taliban menguasai Afghanistan, BIN bersama jajaran intelijen memperkuat deteksi dan cegah dini kelompok teroris yang memiliki kedekatan ideologis dan jaringan dengan Taliban," ujar Deputi VII BIN, Wawan Hari Purwanto, Jumat, 20 Agustus 2021.

Ia menyebut, selama ini pergerakan kelompok teroris di Indonesia sedikit banyak dipengaruhi oleh perkembangan situasi di tingkat global dan regional.Misalnya saja pada saat ISIS mendeklarasikan cita-citanya untuk mewujudkan Negara Islam di Irak pada 2014. Ada beberapa WNI, kata Wawan, yang tertarik untuk menjadi bagian dari Negara Islam di Irak dan Suriah.

Untuk itu, kata Wawan, upaya deteksi dini penting dilakukan sebagai langkah antisipatif. Selain itu, ujar dia, BIN juga terus memonitor situasi keamanan di Afghanistan. Kendati, Taliban sudah berjanji tidak akan mengusik misi diplomatik asing di Afghanistan.

"Pemerintah Indonesia terus memonitor situasi keamanan di Afghanistan. Keselamatan WNI dan staf KBRI di Afghanistan, menjadi prioritas utama pemerintah Indonesia. Sejauh ini kondisi WNI dan staf KBRI di Afghanistan dalam kondisi aman dan selamat," ujarnya.

3. Kemenangan Taliban diyakini tak picu terorisme di Indonesia

Mantan pimpinan kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI), Abu Tholut, menilai kemenangan Taliban di Afghanistan tidak akan berpengaruh terhadap kebangkitan terorisme di Indonesia. “Kita enggak usah khawatir dengan kemenangan Taliban, apakah akan meningkatkan aksi terorisme di Indonesia,” kata Abu Tholut dalam diskusi yang diselenggarakan Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, Sabtu, 21 Agustus 2021.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Abu Tholut mengatakan, tidak ada bukti empiris bahwa suatu kemenangan gerakan di luar negeri memicu aksi terorisme. Sebagai contoh, kemenangan pemimpin Revolusi Iran, Ayatollah Khomeini, pada 1979, memunculkan euforia di banyak negara, termasuk Indonesia. Namun, tidak ada gerakan terorisme yang muncul.

Kedua, kemenangan Mujahidin di Afghanistan pada 1992 juga tidak berdampak sama sekali. Baru pada 1999 atau 7 tahun setelah kemenangan Mujahidin, kata Abu Tholut, ada konflik Ambon yang memicu bom Natal. 

Menurut Abu Tholut, aksi terorisme justru muncul ketika Amerika Serikat dan NATO (Organisasi Pertahanan Atlantik Utara) masuk Afghanistan pada 2001. “Artinya, ini psikologi, itu gerakan kemenangan tidak memicu apa-apa yang sifatnya terorisme. Justru yang memicu adalah berita tentang kekalahan, kezaliman, berita duka,” katanya.

4. Kemenangan Taliban dapat picu rekrutmen teroris

Mantan Pimpinan Jemaah Islamiyah (JI) di Indonesia, Nasir Abbas, meminta pemerintah mewaspadai euforia simpatisan kelompok Taliban, setelah kemenangan di Afghanistan. Nasir mengatakan euforia ini kerap berbuntut pada upaya rekrutmen oleh kelompok JI. "Masyarakat umum terbawa arus, terbawa menganggap ini kemenangan Islam. Akibatnya mereka mudah direkrut. Banyak dibaiat. Efek dari euforia membuat banyak orang untuk masuk," kata Nasir saat dihubungi Tempo, Sabtu, 21 Agustus 2021.

Nasir mengatakan hal ini juga terjadi pada 2013 lalu, saat kelompok teror ISIS menyatakan kemenangan mereka di Suriah dan membentuk negara khilafah. Banyak simpatisan termasuk JI di Indonesia, yang menganggap ini sebagai kemenangan Islam. Mereka kemudian menggiring opini ini ke masyarakat.

Apalagi, Nasir meyakini banyak simpatisan Jamaah Islamiyah yang masih tersisa. Penangkapan 53 terduga teroris oleh Mabes Polri, adalah salah satu bukti masih adanya sisa jaringan itu di Indonesia. "Mereka mengubah strukturalnya, mereka mengubah strategisnya, mereka memperkuat kantong pundi-pundi dana mereka untuk mendanai gerakan mereka," kata Nasir.

5. Indonesia diminta bersabar sikapi kepemimpinan Taliban

Dosen Hukum Internasional dari Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mengingatkan pemerintah Indonesia agar tidak mencampuri urusan internal yang sedang terjadi di suatu negara, khususnya Afghanistan. Ia menilai langkah yang paling tepat dilakukan pemerintah ialah membiarkan dulu proses politik di Afghanistan hingga muncul pemimpin. "Menurut saya, sebaiknya pemerintah tidak dulu bersikap," kata Hikmahanto, mengutip Antara, Sabtu, 21 Agustus 2021.

Selain itu, Indonesia harus menunggu sikap dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Sebab, saat ini Dewan Keamanan PBB sedang membahas situasi di Afganistan. Apalagi, semua pihak juga belum bisa mengetahui siapa yang akan menjadi pemimpin di Pemerintahan Afghanistan.

Guru Besar UI itu mengingatkan Indonesia agar jangan sampai dicap sebagai negara yang mencampuri urusan negara lain. "Kita tidak ingin turut campur masalah dalam negeri di Afghanistan," ujarnya. 

ADAM PRIREZA | EGI ADYATAMA | DEWI NURITA | BUDIARTI UTAMI

Baca: Eks Jamaah Islamiyah Sebut Kemenangan Taliban Bisa Jadi Pintu Rekrutmen Teroris

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


COP28: Isu Utama Apa yang Dibahas di Konferensi Perubahan Iklim PBB?

11 jam lalu

Logo 'Cop28 UEA' ditampilkan di layar saat upacara pembukaan Pekan Keberlanjutan Abu Dhabi (ADSW) bertema 'Bersatu dalam Aksi Iklim Menuju COP28', di Abu Dhabi, UEA, 16 Januari 2023. REUTERS/Rula Rouhana
COP28: Isu Utama Apa yang Dibahas di Konferensi Perubahan Iklim PBB?

Ini isu-isu utama dalam perundingan COP28 selama dua minggu yang dimulai pada 30 November di Dubai.


Siapa yang Hadiri Konferensi Iklim PBB COP28 di Dubai Lusa, Ini Daftarnya

12 jam lalu

Presiden Jokowi menyerahkan SK Perhutanan Sosial & Adat dalam puncak Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan Energi Baru Terbarukan (Festival LIKE) di Indonesia Arena, GBK, Jakarta, Senin, 18 September 2023. Acara ini juga sekaligus sebagai persiapan Indonesia dalam rangka COP-28 UNFCCC di Dubai mendatang. TEMPO/Subekti.
Siapa yang Hadiri Konferensi Iklim PBB COP28 di Dubai Lusa, Ini Daftarnya

Ini beberapa pemain utama dan blok perundingan yang terlibat dalam konferensi COP28 yang dimulai 30 November 2023 di Dubai.


Pengungsi Rohingya Mendarat Kembali di Aceh, Dari Mana Etnis Rohingya dan Kenapa Mengungsi?

2 hari lalu

Pengungsi Rohingya Mendarat Kembali di Aceh, Dari Mana Etnis Rohingya dan Kenapa Mengungsi?

Diskriminasi terhadap etnis Rohingya membuat Rohingnya melarikan diri dari Myanmar dan dikenal sebagai boat people atau manusia perahu


Kominfo Perketat Kebijakan Moderasi Konten di Revisi UU ITE: Platform Berbahaya Bisa Kena Sanksi Tegas

4 hari lalu

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel Abrijani Pangerapan dalam acara Konferensi Pers Perubahan Kedua atas UU ITE di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat pada Kamis, 23 November 2023. Tempo/Yohanes Maharso Joharsoyo
Kominfo Perketat Kebijakan Moderasi Konten di Revisi UU ITE: Platform Berbahaya Bisa Kena Sanksi Tegas

Kominfo mewajibkan platform melakukan penyaringan atau moderasi konten yang melanggar norma sosial di revisi UU ITE.


Atasi Terorisme dan Radikalisme, Prabowo Sebut Perlu Percepatan Transformasi Pembangunan

4 hari lalu

(ki-ka) Dedi Mulyadi, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Ridwan Kamil, menyapa ribuan orang kepala desa dan pengurus Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia di GOR C-Tra Arena, Bandung, Jawa Barat, 23 November 2023. Prabowo Subianto bersama mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, menghadiri Rakerda Apdesi Jawa Barat yang dihadiri sekitar 5.000 orang kepala desa dan pengurus pemerintah desa. TEMPO/Prima Mulia
Atasi Terorisme dan Radikalisme, Prabowo Sebut Perlu Percepatan Transformasi Pembangunan

Prabowo mengatakan radikalisme, ekstremisme, dan terorisme tumbuh subur saat rakyat putus asa dan kehilangan harapan mengenai masa depan.


Kelompok Yahudi Kritik Paus Fransiskus atas Kata "Terorisme"

4 hari lalu

Paus Fransiskus berbicara pada audiensi umum mingguan, di Vatikan, 22 November 2023. Vatican Media/Handout via REUTERS
Kelompok Yahudi Kritik Paus Fransiskus atas Kata "Terorisme"

Kelompok-kelompok Yahudi menuntut klarifikasi atas komentar Paus Fransiskus yang mereka anggap menuduh Israel melakukan "terorisme".


Sosok Budi Gunawan, Kepala BIN Eks Ajudan Megawati yang Royal Bagi-Bagi Rumah

4 hari lalu

Baju merah: Kepala BIN Budi Gunawan, Presiden Joko Widodo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, dalam peresmian Asrama Mahasiswa Nusantara Surabaya di Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 29 November 2022. Biro Setpres
Sosok Budi Gunawan, Kepala BIN Eks Ajudan Megawati yang Royal Bagi-Bagi Rumah

Budi Gunawan sempat diterpa isu reshuffle dari posisi Kepala BIN. Terseret polemik hubungan Jokowi dan Megawati yang tak harmonis.


PBB Kembali Desak Israel Buka Perbatasan Kerem Shalom untuk Salurkan Bantuan ke Gaza

5 hari lalu

Petugas keamanan Otoritas Palestina berjaga di gerbang perbatasan Kerem Shalom, jalur utama pintu masuk logistik ke Gaza yang terletak di kota Rafah, 9 Juli 2018.[Times of Israel]
PBB Kembali Desak Israel Buka Perbatasan Kerem Shalom untuk Salurkan Bantuan ke Gaza

PBB mendesak dibukanya perbatasan Kerem Shalom di Israel, bukan hanya untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, tetapi juga barang komersil


UNICEF: Jalur Gaza Tempat Paling Berbahaya di Dunia bagi Anak-anak

5 hari lalu

Seorang anak Palestina yang terluka dalam serangan Israel dibawa di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza 20 November 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
UNICEF: Jalur Gaza Tempat Paling Berbahaya di Dunia bagi Anak-anak

Direktur UNICEF Catherine Russell menyebut Gaza sebagai "tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak" akibat serangan brutal Israel


Begini Cara Balik Nama Pajak Bumi dan Bangunan atau PBB, Bawa Dokumen Ini

5 hari lalu

Program penggratisan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) di DKI Jakarta berlaku untuk orang yang berjasa bagi negara, termasuk generasi di bawahnya.
Begini Cara Balik Nama Pajak Bumi dan Bangunan atau PBB, Bawa Dokumen Ini

Saat membeli rumah dari beda tangan, seseorang harus mengurus balik nama pajak bumi dan bangunan (PBB). Ini menjadi hal penting yang harus dilakukan.