TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Pemimpin Jamaah Islamiyah (JI) Indonesia Nasir Abbas mengatakan pemerintah lewat aparat keamanan harus terus aktif dalam mencegah adanya risiko aksi lanjutan di Indonesia untuk merespons penguasaan Taliban di Afghanistan. Nasir mengapresiasi langkah cepat Mabes Polri yang dalam sepekan belakangan menangkap lebih dari 50 orang terduga teroris yang terafiliasi dengan JI dan Jamaah Ansharut Daulah.
Ia mengingatkan agar pemerintah mewaspadai pihak yang merayakan kemenangan Taliban. Apalagi pihak yang menyebut kemenangan Taliban itu sebagai kemenangan Islam. "Penegakan hukum, siap siaga, tetap harus konsisten dan kalau perlu ditingkatkan," kata Nasir, Sabtu, 21 Agustus 2021.
Nasir menjelaskan kemenangan kelompok Taliban di Afghanistan banyak dirayakan oleh sisa-sisa jaringan JI di Indonesia. Ia mengingatkan hal ini perlu diwaspadai oleh pemerintah.
"Akibat dari kemenangan dari Taliban kemarin, rata-rata saya lihat mereka senang, bersyukur, bangga, ada yang sujud syukur," kata Nasir.
Meski sudah keluar dari kelompok JI, Nasir mengatakan masih menjaga hubungan dengan sejumlah orang yang kemungkinan masih merupakan simpatisan JI di Indonesia. Beberapa di antaranya, kata Nasir, bahkan menilai kemenangan Taliban ini membuktikan bahwa perjuangan mereka lah yang lebih benar ketimbang pergerakan ISIS dulu.
"Mereka melihat Taliban dulu melawan, sekarang bisa melawan lagi. Bagi mereka itu kehebatan, apalagi mereka bilang musuhnya Amerika," kata Nasir.
Nasir mengatakan hal ini perlu diwaspadai oleh pemerintah dan seluruh masyarakat. Tren euforia seperti ini juga terjadi pada akhir 2013 saat ISIS mengklaim kemenangan dan membentuk negara sendiri. Saat itu, gerakan mereka dimaknai sebagai bentuk perjuangan dan kemenangan bagi Islam.
"Masyarakat umum terbawa arus, terbawa menganggap ini kemenangan Islam. Akibatnya mereka mudah direkrut. Banyak dibaiat. Orang FPI saja (dulu) bisa diajak dibaiat. Efek dari euforia membuat banyak orang untuk masuk," kata Nasir yang mengapresiasi penangkapan kelompok terduga teroris.
Baca juga: Taliban Berkuasa di Afghanistan, Ini Lima Orang Pentolannya