TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki berbagai pasukan khusus, salah satunya adalah Komando Pasukan Katak (Kopaska). Kopaska merupakan pasukan khusus TNI yang berada di bawah komando Angkatan Laut (AL).
Presiden Sukarno mesesmikan Kopaska pada 31 Maret 1962. Namun, jauh sebelum itu ide mendirikan Kopaska sudah ada sejak zaman revolusi kemerdekaan. Saat itu, Republik Indonesia (RI) yang baru merdeka dipersulit dengan adanya blokade laut yang dilakukan oleh Belanda melalui Koninklijk Marine (KM).
Dalam buku Buku Tardjo Pejuang Tanpa Pamrih (1997) disebutkan bahwa Sukarno memberikan instruksi supaya dibentuk Pasukan Katak yang dapat menyerang KM Belanda yang memblokade RI. Namun, ide Bung Karno tersebut tidak berjalan dengan baik dan baru bergulir kembali setelah Belanda pergi dari Indonesia.
Setelah berdiri, Kopaska langsung diterjunkan dalam Operasi Trikora di Papua. Saat itu, Kopaska beranggotakan 15 pasukan dan berada di bawah komando Mayor Urip Santoso.
Setelah Trikora, Pasukan Katak juga diturunkan ketika Indonesia berkonfrontasi dengan Malaysia. Saat konfrontasi dengan Malaysia terdapat 14 pasukan yang diterjunkan oleh Pasukan Katak. Saat itu, Pasukan Katak bertugas untuk melakukan sabotase dan menurut laman resmi TNI, saat itu sebanyak 40 kilogram bahan peledak dihabiskan Pasukan Katak untuk melakukan sabotase.
Selanjutnya, Pasukan Katak juga dikirimkan ke Timor Portugal yang kini menjadi Timor Leste.
Kopaska memiliki semboyan Tan Hana Wighna Tan Sirna yang berarti tak ada rintangan yang tak dapat diatasi. Saat ini, Kopaska menjadi pasukan misterius yang merahasiakan jumlah anggotanya. Standar latihan Kopaska termasuk yang melebihi batas manusia normal. Tidak banyak kisah tentang Kopaska karena memang Kopaska beroperasi secara senyap dan jauh dari jangkauan khalayak.
EIBEN HEIZIER
Baca: Kopaska TNI AL Bagi Empat Tim Cari Korban dan Puing Pesawat Sriwijaya Air SJ 182