TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu aktivis Koalisi Warga untuk Keadilan Akses Kesehatan, Asfinawati, mengatakan langkah Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang blusukan ke rumah warga Sunter untuk membagikan paket obat dan sembako terkesan hanya pencitraan saja.
"Ini mengulang cara lama, padahal situasi masyarakat jauh lebih buruk. Mungkin buat yang didatangi berefek, tapi untuk masyarakat luas sama sekali tidak," kata Asfin, saat dihubungi, Jumat, 16 Juli 2021.
Presiden mengunjungi rumah warga di Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Kamis, 15 Juli 2021 malam. Dalam kunjungannya ini, Presiden membagikan obat dan sembako untuk beberapa warga.
Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia atau YLBHI ini mengatakan langkah Presiden aneh. Pasalnya, ia hanya melakukan tindakan individual semacam sumbangan yang sebenarnya bisa dilakukan orang lain. Justru langkah ini terkesan kontraproduktif dengan imbauan Presiden. "Selain itu kan (masyarakat) sedang diminta 5 M, kenapa malah datang ke rumah orang," kata Asfin.
Padahal, Asfin mengatakan, tugas inti presiden adalah melakukan perbaikan sistem dalam penanganan pandemi. Ia mengatakan Kepala Negara seharusnya lebih fokus untuk mengeluarkan Peraturan Presiden tentang barang penting selama pandemi.
Perpres itu, kata Asfin, sangat dibutuhkan saat ini karena berhubungan dengan pengendalian harga sejumlah barang yang mulai sulit didapatkan seperti oksigen. "Juga seharusnya dia mengawasi secara insentif kepolisian, agar Polri bisa bongkar dan menindak mafia tabung oksigen serta obat," kata Asfin soal langkah Jokowi yang blusukan bagi-bagi obat.
Baca juga: Jokowi Blusukan Bagi Obat, Pandu Riono: Ngapain Sih Itu, Bukan Tugas Presiden