TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, meminta pemerintah tak menunda-nunda kebijakan meminta bantuan kepada Cina dan Singapura. Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan akan meminta bantuan kedua negara itu jika kasus Covid-19 sudah tembus 40 ribu orang.
Dicky mengatakan pemerintah tak bisa hanya menunggu jumlah kasus melebihi 40 ribu untuk melayangkan permintaan tersebut. "Namanya mitigasi harus disiapkan dari sekarang, tidak bisa ditunda-tunda," kata Dicky kepada Tempo, Rabu, 7 Juli 2021.
Ia mengatakan saat ini Indonesia sedang dalam kondisi mendesak khususnya untuk kebutuhan alat kesehatan. Ia menuturkan, puncak pandemi Covid-19 gelombang kedua semakin dekat. Dicky memprediksi puncaknya akan terjadi sekitar 19 Juli hingga 15 Agustus 2021.
"Kalau maksudnya meminta bantuan dalam artian oksigen dan sebagainya, saya dukung. Karena kita pun pasti dalam waktu singkat ini belum bisa memenuhi kebutuhan (oksigen) yang besar," ujar Dicky.
Namun, Dicky mengingatkan jangan semua hal harus meminta bantuan ke asing. Ia menuturkan bantuan yang diambil sebaiknya adalah vaksin, obat, atau alat kesehatan lainnya.
Namun menyangkut sumber daya manusia, dia mewanti-wanti pemerintah agar selektif dan berhati-hati. Termasuk soal tenaga kesehatan, Dicky mengatakan sumber daya manusia di Indonesia mampu dan mencukupi untuk mengatasi pagebluk ini. "Yang jadi PR-nya adalah masalah konsistensi, komitmen strategi berbasis sains. Kita ahli-ahlinya ada, Kemkes mampu, tapi harus fokus pada kesehatan," ucap Dicky.
Dicky pun tak merekomendasikan permintaan bantuan dalam bentuk tenaga kesehatan. Selain ada regulasi tertentu untuk kerja sama ini, dia mengatakan sumber daya manusia di Tanah Air pun mampu dan mencukupi untuk penanganan pandemi.
"Harus diingat dalam pandemi ini bahwa penguatan sistem yang ada di kita menjadi sangat penting, human resources itu harus Indonesia. Nanti kita akan memakai human resources tersebut untuk ancaman berikutnya, karena ini bisa saja bukan pandemi terakhir," kata Dicky.
Sebelumnya, Luhut mengatakan akan mengimpor kebutuhan peralatan oksigen hingga prasarana lain yang dibutuhkan. Ia mengaku telah membuka komunikasi dengan Singapura untuk mengimpor konsentrator oksigen. Namun, dia belum merinci bentuk bantuan yang akan didatangkan dari Cina.
Baca juga: Kominfo Sebut Jokowi Panglima Penanganan Pandemi, Luhut Hanya Manajemen Lapangan