TEMPO.CO, Jakarta - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta Kementerian Kesehatan dengan melibatkan para ahli yang kompeten, menjelaskan kepada masyarakat mengenai keakuratan dan sensitivitas hasil tes Covid-19 menggunakan metode kumur (gargle) di rongga tenggorokan.
"Selain itu menjelaskan cara menggunakan metode gargle sehingga dengan metode tersebut dapat efektif mencegah penyebaran dan perkembangan COVID-19 dan memberikan petunjuk saat melakukan metode gargle," kata Bambang Soesatyo dalam keterangannya, Rabu 7 Juli 2021.
Dia meminta Kemenkes menyampaikan kepada masyarakat bahwa metode gargle dapat dipergunakan dan tidak berbahaya.
Hal itu, menurut dia, karena metode tersebut juga dipakai oleh sebagian masyarakat ketika membersihkan gigi.
"Dan metode ini juga dapat digunakan bagi masyarakat yang sulit untuk melakukan tes usap pada hidung karena tersumbatnya hidung sehingga dapat menghambat proses dilakukannya tes usap," ujarnya.
Bamsoet meminta pemerintah memastikan bahwa tes COVID-19 tersebut tetap harus dilakukan di bawah pengawasan medis dan memastikan alat tidak diperjualbelikan secara bebas.
Sebelumnya, PT Bio Farma mengembangkan alat tes Covid-19 dengan sampel cairan bekas berkumur (gargled) pasien bernama Bio Saliva. Sampel tersebut nantinya dicek melalui reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR)—proses mengubah RNA virus menjadi DNA yang dilakukan dengan enzim reverse-transcriptase.
Baca: Bio Farma: Sensitivitas Alat Tes Covid-19 Sampel Kumur Bio Saliva 95 Persen