TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru Satriwan Salim menyarankan agar pemerintah daerah mulai menyiapkan skema sekolah tatap muka (PTM). "Mestinya sudah disiapkan plan A, B oleh pemda-pemda. Jangan melepaskan sepenuhnya pada sekolah," kata Satriwan kepada Tempo, Jumat, 19 Maret 2021.
Satriwan mengatakan, skema pembelajaran campuran yang mengkombinasikan sekolah tatap muka dengan pembelajaran jarak jauh harus memperhatikan kondisi di daerah. Di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), misalnya, bisa menerapkan skema 3 hari sekolah tatap muka, dan 3 hari belajar dari rumah.
Adapun bagi sekolah yang berada di daerah yang memiliki akses internet memadai bisa menerapkan skema campuran atau blended learning. "Di waktu bersamaan ngajar anak di sekolah dan online. Ini biasanya di daerah yang ada akses internet, mungkin bisa di perkotaan yang daerahnya zona oranye atau kuning," ujarnya.
Menurut Satriwan, sebelum PTM dimulai pada Juli, Kemendikbud memiliki waktu 3 bulan untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan sekolah-sekolah secara optimal, melakukan verifikasi atas daftar periksa kesiapan sarana prasarana protokol kesehatan sekolah, juga vaksinasi terhadap guru dan tenaga kependidikan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menargetkan semua sekolah sudah melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka mulai Juli 2021.
Sekolah tatap muka rencananya dilakukan dengan sistem rotasi. Sekitar 50 persen siswa akan masuk ke sekolah dan sisanya melakukan pembelajaran daring secara bergantian. Pembelajaran di sekolah juga harus dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.