TEMPO.CO, Jakarta - Banjir besar di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan menyebabkan terjadinya tanah longsor. Bencana alam akibat banjir Kalsel ini menewaskan lima orang pada Sabtu, 16 Januari 2021.
"Tanah longsor terjadi di Desa Guntung Besar dan Gunung Keramaian Desa Panggung Baru, Kecamatan Pelaihari," kata Bupati Tanah Laut Sukamta di Pelaihari, Sabtu, 16 Januari 2021.
Hingga saat ini, tim SAR gabungan dari pemerintah daerah bersama TNI-Polri, Basarnas dan relawan masih mencari korban yang diperkirakan terjebak longsoran tanah.
"Di Gunung Keramaian ada dua orang korbannya, satu selamat dan satunya meninggal, sedangkan diperkirakan satu lagi dan sampai saat ini belum ditemukan," kata dia.
Baca juga: Presiden Jokowi Meminta Bantuan untuk Korban Banjir Kalsel Segera Dikirim.
Ia meminta masyarakat untuk waspada tanah longsor susulan mengingat curah hujan masih tinggi.
Terkait dengan dua jembatan yang putus diterjang banjir, dia mengatakan, belum dapat diperbaiki lantaran kondisi cuaca belum memungkinkan.
"Kemarin jembatan penghubung Kelurahan Angsau dan Kelurahan Pabahanan mau diperbaiki sementara, namun ada pohon tumbang lagi dan oprit jembatan hilang. Saya sudah koordinasi dengan Balai Jalan Wilayah Kalimantan Selatan untuk ditindaklanjuti," katanya.
Sementara itu, sebanyak 3.000 KK dengan sekitar 9.600 jiwa di Kota Banjarmasin terdampak banjir Kalsel yang terjadi sudah tiga hari ini.
"Bahkan 125 KK dengan sekitar 500 jiwa harus mengungsi ke tempat aman," ujar Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina saat melakukan kunjungan ke tempat pengungsian korban banjir, Sabtu 16 Januari 2021.
Dia menyampaikan itu sesuai data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin, di mana tidak ada korban jiwa, namun sekitar 9.600 jiwa dari sekitar 3.000 KK menjadi korban banjir ini.
Menurut dia, pemerintah kota sudah menetapkan status tanggap darurat bencana, karena kondisi banjir Kalsel yang meluas, hingga posko dan dapur umum didirikan di setiap kecamatan.