TEMPO.CO, Jakarta - Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan penyelidikan secara independen tengah dilakukan oleh Komnas HAM terkait kasus di Intan Jaya. Papua. Namun, mereka tak akan hanya berfokus pada kasus kematian Pendeta Yeremia Zanambani saja.
"Kami tak hanya fokus di pendeta Yeremia, walau ini kasus pintu masuknya, kami akan cek ke beberapa kasus lain. Soalnya beberapa kasus lain kami juga turun," kata Anam saat dihubungi Tempo, Selasa, 6 Oktober 2020.
Konflik di Intan Jaya pecah sepanjang 15 hingga 20 September 2020. Setidaknya empat orang tewas, yakni dua personel TNI, satu warga sipil, dan Pendeta Yeremia sendiri. Saling tuding terjadi antara pihak keamanan dengan kelompok perjuangan kemerdekaan setempat tentang pelaku pembunuhan.
Karena itu, Anam mengatakan Komnas HAM akan melihat kasus ini secara menyeluruh. Kematian Pendeta Yeremia, hanya bagian dari konflik panjang di sana.
"Persoalan itu pasti kami akan dalami dengan mendalam. Tapi kenapa situasi seperti itu, kekerasan berbasis senjata, siapapun pelakunya, sering terjadi di Intan Jaya. Itu juga penting bagi kami," kata Anam.
Ia mengatakan selama ini, Komnas HAM sudah ikut terlibat menyelidiki kasus-kasus yang terjadi di sana. Ia akan memastikan apakah rekomendasi yang selama ini dikeluarkan Komnas HAM berjalan atau tidak.
"Kami akan cek bagaimana kasus lain itu rekomendasinya dijalankan atau tidak. Itu menurut dalam skema Komnas HAM penting sekali," kata dia.
Ia mengatakan saat ini Komnas HAM sudah mulai mengumpulkan informasi. Meski begitu, baru pekan depan rencananya Anam anam terbang langsung ke Intan Jaya. Saat ini, ia masih terhalang kendala teknis. Tim Komnas HAM sendiri paling dekat baru bisa mengumpulkan informasi di Timika, Papua.