TEMPO.CO, Jakarta - Tepat sebulan berlalu per Sabtu malam 26 Januari 2020 lalu. Penangkapan dua orang yang ditetapkan sebagai tersangka penyerang penyidik senior KPK Novel Baswedan tetap tak memberi kejutan yang diharapkan. Tak ada nama lain yang muncul dari hasil penyidikan polisi selain Ronny Bugis dan Rahmat Kadir Mahulette sebagai orang yang bertanggung jawab atas penyiraman air keras ke wajah yang membutakan satu mata Novel.
Dalam berkas yang sudah dilimpahkan ke jaksa, keduanya pun hanya dikenakan pasal penganiayaan. "Tolong dicatat, Novel itu pengkhianat!" kata Rahmat yang disangka sebagai penyiram dan pembonceng motor pada pagi temaram terjadinya penyerangan usai waktu salat subuh, 2,5 tahun sebelumnya.
Seruan itu terasa ganjil bagi Novel, bekas anggota polisi yang kemudian menjadi penyidik di berbagai kasus besar korupsi temuan KPK. Dia sebelumnya menyatakan tidak mengenali Ronny dan Rahmat pada pagi penyerangan terhadap dirinya. Seruan itu lalu mengukuhkan kecurigaannya kalau ada aktor besar di balik penyerangan atau di balik pengakuan Ronny dan Rahmat.
Bagi dirinya, sulit dipercaya serangan penyiraman air keras itu hanya berlatar dendam pribadi kedua tersangka. Terlebih dengan sejumlah peristiwa serangan atau intimidasi lain yang dia pernah hadapi juga penyidik KPK lainnya.
Temuan tim pencari fakta bentukan Presiden Jokowi sebelumnya juga sudah menduga ke arah yang sama, bahwa penyerangan berkaitan dengan sejumlah kasus korupsi high profil yang penyidikannya dipimpin Novel Baswedan. Di antaranya kasus suap daging impor.
Tapi, sebulan berlalu dari penangkapan Ronny Bugis dan Rahmat, tetap tidak ada keterangan dari polisi tentang tersangka hihg profil itu selain kedua anggota brimob aktif tersebut. Dua pekan sebelumnya, survei pembaca Tempo.co sudah menunjukkan pesimisme kalau polisi memang bisa dan akan melakukannya.
Survei 'Percayakah Anda polisi akan bisa mengusut dalang penyiraman Novel?' selama periode 6-13 Januari 2020 menghimpun sebagian besar pembaca yang menjawab 'tidak'. Survei indikator itu meraup 2.010 partisipan dengan jawaban 'tidak' diberikan 1.541 orang, dan 469 menjawab ya. Sisanya mengatakan tidak tahu.
Hanya 60 orang saja yang menjawab tidak tahu menunjukkan hampir seluruhnya tahu jelas jawaban atas pertanyaan yang diajukan: tidak percaya polisi akan mengusut dalang sebenarnya dari penyerangan terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan.