TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Gerindra Desmond Junaidi Mahesa menilai Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly tidak netral dalam kasus Harun Masiku. Ini membuat terjadi simpang siur informasi ihwal keberadaan tersangka kasus suap tersebut sejak 9 Januari lalu.
"Pak Laoly susah membedakan antara dia sebagai menteri atau orang partai. Masak kita percaya omongan dia? Harusnya dia malu kan? Ada apa dengan kepemimpinan Menteri Laoly sehingga ada perbedaan keterangan dari Kemenkumham dengan Ditjen Imigrasi?" ujar Desmond saat ditemui Tempo di Kompleks Parlemen, Senayan pada Rabu, 22 Januari 2020.
Harun merupakan kader PDIP yang menjadi tersangka atas dugaan menyuap Komisioner KPU Wahyu Setiawan. Sejak ditetapkan sebagai tersangka pada 9 Januari lalu, keberadaan Harun tidak diketahui.
Catatan terakhir Imigrasi, Harun berangkat ke Singapura pada 6 Januari lalu dan belum kembali lagi ke Indonesia. Hari ini, Direktorat Jenderal Imigrasi baru mengumumkan bahwa Harun sebetulnya sudah berada di Indonesia sejak 7 Januari lalu. Imigrasi berdalih sebelumnya tak tahu Harun Masiku sudah pulang ke Indonesia karena ada keterlambatan data.
"Kamu pernah ke luar negeri enggak? Menurut kamu bener enggak itu?" ujar Desmond saat ditanyai pendapatnya ihwal keterangan Imigrasi.
Desmond menilai, kasus ini semakin menunjukkan bahwa Yasonna Laoly tidak memiliki wibawa sebagai menteri. "Kalau punya wibawa, Dirjen Imigrasi tidak mungkin ikut menutupi berbohong, ya berarti kan emang enggak punya wibawa," ujar Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini.