INFO JABAR — Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan di era digital sekarang ini, berita bohong atau hoaks bertebaran bak peluru berdesing dalam peperangan. Oleh karena itu, ia minta para praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) tak gampang terprovokasi oleh hoaks.
"Sekarang bukan lagi perang senjata tapi perang informasi, provokasi, dan berita bohong," katanya saat bertausiyah di hadapan ratusan praja IPDN dalam Subuh Keliling di Masjid Jami Darul Ma'arif kampus IPDN, Jalan Raya Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Minggu, 6 Oktober 2019.
Kepada para praja IPDN gubernur mengingatkan tiga hal yang harus dijaga agar negara tidak bubar, yakni kerukunan, persatuan, dan kondusivitas. Ia minta agar para praja tak gampang terprovokasi oleh berita bohong. "Hati- hati dengan yang namanya provokasi," ujar Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.
Emil memaparkan bukti sebuah negara bisa hancur karena tidak dapat memelihara ideologinya. "Dulu ada negara yang namanya Uni Soviet sudah bubar, dulu ada namanya Yugoslavia bubar, itu menandakan kalau tidak ada komitmen dari masyarakat terhadap ideologi bangsanya, maka sebuah negara bisa bubar,” ucap Emil.
Uni Sovyet, kata Emil, mirip dengan Indonesia, memiliki banyak suku bangsa, bahasa daerah dan agama beragam. "Alhamdulillah Indonesia masih bersatu, maka nikmat berbangsa dan bernegara ini harus terus dijaga. Syaratnya hanya satu, yaitu menjaga kepercayaan, persatuan, dan menegakkan Pancasila sebagai ideologi bangsa," ujar mantan Wali Kota Bandung itu.
Gubernur mencatat setiap tahun muncul sekitar 5.000 hoaks yang berpotensi memicu konflik dan tindak kekerasan. Karenanya, kata Emil, pihaknya membentuk Tim Jabar Saber Hoaks untuk menangkal berita bohong yang berseliweran di dunia maya.(*)