TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy alias Rommy mengaku heran dengan hilangnya nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan tokoh PPP Jawa Timur, Kiai Asep Saifuddin Chalim dalam berkas dakwaan. Ia menuding Komisi Pemberantasan Korupsi sengaja menghilangkan nama keduanya.
"Dari uraian dakwaan, sengaja dihilangkan KH Asep Saifuddin dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Padahal keduanya jelas dihadirkan di persidangan Haris Hasanuddin dan Muwafaq Wirahadi," ucap Rommy saat membacakan nota keberatan dalam sidang lanjutan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta pada Senin, 23 September 2019.
Baca Juga:
Rommy mengatakan, dalam keterangan Asep dan Khofifah pada persidangan sebelumnya, mereka mengaku mengenal Haris dan tahu akan mencalonkan diri sebagai Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur.
Rommy kemudian menyebut Khofifah turut andil mendukung Haris dalam pengisian jabatan tersebut, dengan pertimbangan saat memimpin Jawa Timur nanti akan ada orang-orang yang dikenal Khofifah.
"Adalah hal yang wajar Khofifah selaku Gubernur Jawa Timur berkeperluan agar seluruh pimpinan instansi selaku pemangku kepentingan di tingkat provinsi dipastikan dipimpin oleh pejabat yang berkualitas dan ia kenal," ucap Rommy.
Sementara Asep, kata Rommy, juga memiliki kepentingan dalam mendukung Haris. Ia menyebut Haris merupakan alumni pesantren pimpinan Asep tersebut. Rommy menuding Asep mendukung Haris agar bisa mengkondisikan penempatan kepala dan guru-guru madrasah se-Jawa Timur.
"Bahkan Kiai Asep berkali-kali menghubungi saya mendesakkan nominasi Haris sebagai Kakanwil Kemenag Jatim," kata Rommy.
Dalam pemeriksaan pada Maret 2019, Asep membantah telah merekomendasikan Haris kepada Rommy. "Jelas kalau saya merekomendasi itu salah betul," kata Kiai Asep usai menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan pada Maret 2019.