INFO JABAR — Abrasi atau pengikisan kawasan pesisir pantai di Desa Citotok serta kondisi tempat pendaratan perahu nelayan di Desa Legok Jawa sudah mengkhawatirkan. Abrasi dapat memutus akses jalan, sedangkan pendangkalan harus segera dilakukan pengerukan.
Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, menyatakan hal tersebut saat meninjau langsung kedua desa yang terletak di Kabupaten Pangandaran itu pada Jumat, 13 September 2019. Menurut dia, harus ada penindakan terhadap abrasi dan pengerukan di lokasi pendaratan perahu nelayan.
"Sekali pun di situ ada kewenangan pemerintah pusat karena berdekatan dengan jalan, tetapi juga ada kewenangan Pemprov. Kalau dibiarkan jalan bisa terputus, apalagi itu jalan inti," kata Uu.
Uu menjelaskan kondisi pendaratan perahu nelayan di dekat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Desa Legok Jawa semakin dangkal. Pengerukan adalah solusi segera yang harus dilakukan agar berdampak pada kesejahteraan nelayan. Detail Engineering Design (DED) proyek pengerukan TPI Desa Legok Jawa diharapkan selesai pada 2019 sehingga proyek bisa dikerjakan mulai 2020.
Wagub Uu juga berkunjung ke Curugsawer, Kabupaten Pangandaran. Menurut Uu, Pemprov Jabar akan membangun bendungan Curugsawer untuk mengairi sektar 3.000 hektare sawah di desa-desa di kawasan tersebut.
Menurut Uu, Bendungan Curugsawer juga dapat menjadi tempat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Namun, menurut Uu, pihaknya perlu melakukan kajian komprehensif terkait PLTA. ”Tapi, ini semua tidak bisa tiba-tiba dibangun harus ada kajian,” ucap Uu.
Tak hanya itu, pemerintah provinsi juga akan membangun infrastruktur jalan menuju Bendungan Curugsawer. “Karena, saat ini akses menuju bendungan itu sulit dan masih ada pembangunan jalan yang belum tuntas,” ujar Uu.
Dengan aksesibilitas yang baik, maka potensi dan peluang usaha bagi masyarakat akan terbuka. Termasuk memunculkan destinasi wisata. Uu mengatakan pihaknya juga tengah mencari potensi wisata di daerah. Minimal, 10 desa per kabupaten/kota memiliki destinasi wisata yang menarik. (*)