TEMPO.CO, Jakarta-Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan ada tiga tantangan bangsa Indonesia pada lima tahun ke depan. Ketiga tantangan tersebut yaitu munculnya generasi baru, digitalisasi segala aspek kehidupan, dan tren intoleransi dan radikalisme.
“Selain harus siap menghadapi tantangan tersebut, GP Ansor juga harus tetap konsisten meneguhkan sikap sebagai pengawal eksistensi Islam Ahlussunnah waljamaah An-nahdliyah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Yaqut saat membuka Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) ke-7 yang diadakan di Pondok Pesantren An-Nawawi, Tanara, Kabupaten Serang, Banten.
Pelatihan digelar dari 3 sampai 7 September 2019 dan akan akan diikuti oleh 130 kader GP Ansor. Pondok pesantren ini merupakan asuhan dari Ma’ruf Amin, wakil presiden terpilih 2019-2024. Ma’ruf pun di rencanakan akan membuka langsung acara tersebut.
Yaqut menuturkan kader GP Ansor harus mampu menganalisa dengan cermat berbagai tantangan tersebut. Lalu, merumuskan langkah yang taktis dan strategis guna menjawab kebutuhan zaman. Untuk itu, dalam delapan tahun terakhir, kaderisasi di Ansor berjalan dengan sangat baik dan masif.
Menurut Yaqut proses kaderisasi telah meluas hingga telah menjangkau di lima negara, yakni Arab Saudi, Korea Selatan, Malaysia, Taiwan, dan Mesir. “Kaderisasi terus dilakukan tanpa kenal lelah. Denyut nadi Ansor dan Banser ini salah satunya, ya kaderisasi. Dan melalui PKN ini kita akan mencetak pemimpin gerakan di masa depan," ujarnya.
Ketua Pelaksana PKN Ansor ke-VII Hasan Basri Sagala menambahkan peserta PKN bertema “Meneguhkan Khidmat GP Ansor Mewujudkan Tatanan Dunia yang Adil dan Harmonis” akan digembleng dengan berbagai materi, mulai soal kebangsaan, kepemimpinan, hingga masalah ekonomi.
Selain dari internal Ansor dan NU, instruktur PKN juga menghadirkan beberapa tokoh bangsa sebagai nara sumber. “Di sela acara PKN juga akan digelar silaturahim tokoh muda NU bersama KH Ma’ruf Amin, kunjungan ke berbagai sentra industri, dan pameran foto berbagai aktivitas Ansor dan Banser,” kata Hasan.
FAJAR PEBRIANTO