TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menekankan pentingnya inovasi dan teknologi untuk menunjang pertumbuhan bangsa di masa depan. Meski terus mendorong masyarakat Indonesia untuk terus berinovasi, namun JK menekankan perlunya setiap inovasi agar dapat dijual.
"Suatu inovasi hanya bisa bermakna apabila dapat dikomersialkan. Kalau dikomersialkan inovasi tidak bisa dipasarkan itu hanya untuk memenuhi lemari-lemari buku tempat kita menulisnya," kata JK saat memberi sambutan di Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke 24, yang digelar di Lapangan Puputan, Denpasar, Bali, Rabu, 28 Agustus 2019.
Untuk menunjang penjualan inovasi yang dibuat anak bangsa, JK mengatakan kerja sama antara akademisi, universitas, dan pengusaha sangat diperlukan. Saat ini, sudah kerja sama semacam ini memang mulai banyak dilakukan. Namun ia menegaskan hal ini belum cukupm
"Memang begitu banyak MoU yang kita teken untuk itu. Tapi kita harus melaksanakan yang lebih baik lagi," kata JK.
Apalagi, JK mengatakan Indonesia masih memiliki banyak sektor yang berpotensi untuk terus dikembangkan. Ia mencontohkan saat ini Indonesia masih mengimpor beras dan sapi. Maka masyarakat bisa mencari potensi untuk berinovasi, agar sektor pertanian dan peternakan bisa lebih mandiri.
Ia mencontohkan pesawat buatan Industri Pesawat Terbang Nurtanio (sekarang menjadi PT Dirgantara Indonesia), N-250. Meski menjadi salah satu inovasi besar di Indonesia, pesawat jenis penumpang sipil itu dinilai JK gagal untuk diproduksi.
"Itu juga bukti bahwa apapun yang kita buat selama tidak bisa dikomersialkan, tidak mempunyai makna yang besar bagi kita semuanya," kata JK.
Dari pengalamannya sebagai seorang pengusaha, JK mengatakan memajukan industri dan teknologi memang perlu perlakuan khusus.
"Memajukan industri dan teknologi hanya bisa dengan keseriusan, fokus, dan kadang-kadang marah. Kadang-kadang keras memimpin. Banyak inovasi diciptakan karena tekanan yang keras dari atas," kata JK.