TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla alias JK mengatakan pemerintah bertumpu pada kekuatan TNI dalam penanganan kelompok bersenjata di Nduga, Papua, yang kerap menyerang area proyek pembangunan.
"Itu separatis namanya. Kalau begitu tentu kita akan berpegang pada TNI ya. Semua itu pemerintah pusat tidak bisa menerima seperti itu," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 23 Juli 2019.
JK mengatakan, pemerintah tentunya menginginkan penyelesaian damai. Bahkan, upaya dialog pun sudah sering diadakan. Namun upaya dialog tak pernah mencapai kesepakatan karena kelompok bersenjata tersebut ingin memisahkan diri dari Indonesia. "Kalau tidak mau damai, hanya menyerang tentara, tentara kan harus mesti membalas ya, kan gitu," ujarnya.
Seorang prajurit TNI sebelumnya gugur ditembak kelompok bersenjata di Nduga, Papua. Prajurit itu tengah menjalankan tugas mengamankan jalan Trans Papua di Kabupaten Nduga. Saat sedang istirahat, secara tiba-tiba kelompok bersenjata yang diperkirakan berjumlah empat sampai lima orang muncul dari semak belukar dan menyerang dari jarak sekitar 300 meter.
Seorang anggota TNI bernama Prada Usman Hambela terkena luka tembak di bagian pinggang sebelah kanan. Ia tewas karena proses evakuasi terkendala, karena satu-satunya sarana angkutan menuju lokasi hanya dengan helikopter. Penembakan itu diduga dilakukan kelompok Egianus Kogoya.