4. Sidang MK Jadi Kontes Pakar Hukum dan Reuni UGM
Hakim Konstitusi Saldi Isra (kiri), Arief Hidayat (tengah) dan Manahan MP Sitompul (kanan) berbincang saat memimpin sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) presiden dan wakil presiden di gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis, 20 Juni 2019. ANTARA/Galih Pradipta
Dalam sidang dengan agenda mendengarkan keterangan saksi ahli dari tim Jokowi-Ma'ruf kemarin, terjadi unjuk kemampuan antar para alumni UGM saat sesi bertanya pada Guru Besar UGM Eddy Hiariej yang dihadirkan sebagai saksi ahli.
Baca: Saat Ketua MK Protes Tak Disebut Alumni UGM oleh Ahli Jokowi
Alih-alih bertanya, sejumlah kuasa hukum Prabowo-Sandi yang notabene alumni UGM serupa Eddy Hiariej, malah saling unjuk kemampuan. Salah satunya dilakukan kuasa hukum Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Luthfi Yazid.
Mendapat giliran bertanya, Luthfi mengaku tak ingin kalah dari tiga kolega yang sebelumnya mengajukan pertanyaan kepada Eddy. "Saya juga tidak mau kalah, Yang Mulia, dengan teman-teman saya," kata Luthfi.
Sembari terkekeh, hakim Mahkamah Konstitusi Arief Hidayat mempersilakan Luthfi unjuk gigi sambil melontarkan sindiran. "Ya, ini anu, kok, apa namanya, kontes para pakar hukum supaya didengar oleh seluruh rakyat Indonesia. Bagaimana para pakar hukum di Indonesia berdebat, silakan," kata Arief.
Alih-alih bertanya, Luthfi malah bercerita bahwa Eddy Hiariej serta dua koleganya di tim kuasa hukum Prabowo-Sandiaga, Iwan Satriawan dan Denny Indrayana sebagai juniornya. Namun dia pun mengakui bahwa senior tak melulu lebih berhasil ketimbang juniornya. "Hanya di Indonesia itu, jalan duluan kan belum tentu nyampe duluan," kata dia.
Ada enam nama lulusan UGM yang disebut Hakim MK Saldi Isra ketika menyindir sidang rasa panggung alumni UGM, kemarin. Yakni kuasa hukum Prabowo-Sandi Lutfhi Yazid, Iwan Satriawan, dan Denny Indrayana, serta saksi ahli Tim Hukum Jokowi, Heru Widodo, dan Eddy Hiariej, serta hakim MK Enny Nurbaningsih.
Tak terima, Eddy Hiariej juga menambahkan nama Saldi Isra. "Beliau bilang ini panggung alumni UGM, padahal beliau juga alumni. Jadi ada enam alumni UGM di ruangan ini," ujar saksi ahli tim hukum Jokowi tersebut.
Di penghujung persidangan, Ketua MK Anwar Usman tiba-tiba menyampaikan protes karena tak disebut sebagai alumni UGM oleh Eddy Hiariej. "Sebentar, saya mau protes dulu ke Prof Eddy. Saya dan Wakil merasa sedih. Saya sama Yang Mulia Pak Wakil nggak diakui. Gimana ceritanya," kata Anwar Usman dengan wajah sedih sebelum menutup persidangan.
Anwar Usman ternyata juga memperoleh gelar doktor dari universitas tersebut. Ada pula Wakil Ketua MK Aswanto, yang juga lulusan S-2 UGM. Sontak wajah Eddy Hiariej tampak sedikit pucat, sebelum selanjutnya tawa pecah.
Baca: Sidang MK, Saldi Isra Sebut Persidangan Jadi Panggung Alumni UGM
"Kami kan juga alumni. Waduh, sedih saya. Prof Saldi juga alumni, tapi sudah dihitung tadi. Belum termasuk saya sama Pak Wakil. Prof Eddy lupa tadi," lanjut Anwar Usman. Seisi ruangan pun tertawa di akhir sidang, tawa pecah. Eddy pun tampak tertawa sambil mengatupkan kedua tangannya menyimbolkan minta maaf.