TEMPO.CO, Jakarta - Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf meminta pihak kepolisian segera menuntaskan kasus rusuh 22 Mei secara tuntas sampai ke dalangnya. "Rusuh Sarinah bukan event politik biasa. Kita dorong polisi untuk tuntaskan kasus ini sampai ke dalangnya," ujar Raja Juli Antoni saat dihubungi Tempo pada Ahad malam, 9 Juni 2019.
Wakil Sekretaris TKN Jokowi - Ma'ruf, Raja Juli Antoni menyusul terbitnya laporan Majalah Tempo edisi 10 Juni 2019 yang menelisik dugaan keterlibatan mantan anggota Tim Mawar, Fauka Noor Farid di belakang aksi demonstrasi di sekitar Badan Pengawas Pemilu pada 21-22 Mei 2019.
Baca juga: Menengarai Preman yang Diduga Ada di Balik Kerusuhan 22 Mei
Menurut Antoni, pascapilpres ini proses rekonsiliasi politik memang penting, tapi rekonsiliasi politik juga tidak bisa dijadikan alasan untuk mengusut tuntas kasus ini. "Rakyat berhak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kita butuh kebenaran dibuka agar kelak tidak ada lagi orang yang "bermain api" dalam proses politik demokrasi," ujar dia.
Fauka Noor Farid adalah anak buah Prabowo Subianto di Komando Pasukan Khusus. Ia anggota Tim Mawar yang terlibat penculikan aktivis 1998.
Baca juga: Eks Anggota Tim Mawar Diduga di Belakang Peristiwa 21-22 Mei ...
Penelusuran Tempo menemukan Fauka ditengarai berada di kawasan Sarinah, persis di depan Gedung Bawaslu, saat kerusuhan 22 Mei terjadi. Transkrip percakapan yang diperoleh Tempo juga mengungkap Fauka beberapa kali berkomunikasi dengan Ketua Umum Baladhika Indonesia Jaya Dahlia Zein tentang kerusuhan yang pecah di kawasan Bawaslu.
Fauka membantah ikut merencanakan unjuk rasa yang berakhir rusuh 22 Mei. "Itu kan perlu bukti. Tuduhan itu seperti frame yang dibuat pihak sebelah, atau siapa punlah, dengan orang-orang yang dituduh semuanya ada di pihak 02 (Prabowo-Sandi). Ini cerita yang dikarang-karang," ujar Fauka saat diwawancarai tim Majalah Tempo melalui telepon Dahlia Zein, advokat yang juga pendukung Prabowo, Sabtu, 1 Juni lalu.
DEWI NURITA | MAJALAH TEMPO